Senin, 15 Desember 2014

20141204 Dharma sejati dari One Vehicle

2014.12.04 Dharma sejati dari One Vehicle

Untuk menerima ajaran Buddha, memiliki keyakinan  sangatlah penting. Ketika kita memiliki keyakinan dalam hati, ia dapat membangkitkan kebijaksanaan kita. Prinsip Prinsip sejati ttg segala sesuatu di alam semesta akan terwujud  dan berkembang dalam pikiran kita. Ini adalah our nature of true suchness. 

Buddha datang ke dunia ini untuk membangkitkan sifat hakiki manusia sehingga mereka dapat menyadari bahwa setiap orang memiliki sifat kebuddhaan. Namun, dharma bersifat mendalam dan sulit dipahami. Prinsip Prinsip transenden itu terlalu mendalam.  jadi Buddha mengajarkan dhama sesuai dengan kemampuan manusia dengan memberikan kita ajaran yang dapat kita pahami. Ini adalah bagaimana  " Ia mengajarkan dharma sejati dunia". Semuanya dilakukan sesuai dengan pola hidup manusia sehari hari.

Jadi Buddha melatih kebijaksanaan nya untuk mengajarkan kita bagaimana mengubah kehidupan kita, sudut pandang, dan arah hidup kita. Dengan demikian ia adalah guru pembimbing di dunia ini,yang memberikan ajaran sederhana dan berliku yg akan meyadarkan setiap pikiran kita, jika memang adsa penderitaan yang tak terelakkan dalam hidup.

Semua orang dapat mendengarkan dharma, lalu menjadi bahagia, sukacita dan kagum sepenuhnya. Kemudian perasaan ini dibawa kedalam hati dan mempraktekkannya dijalan bodhisatwa. Ini adalah bagaimana mereka berdoa untuk buddha, tapi orang orang yang melakukan hal ini sangatlah jarang. Jadi master tetap mengimbau semua relawan,  kita harus tetap merekrut bodhisatwa hidup.kita membutuhkan lebih banyak, jadi masih ada Banyak pekerjaan yg harus dilakukan, kita harus rajin dan saling mendukung satu sama lain.

Master mengatakan" tidak ada seorang pun didunia ini yang tak ku percayai " sebagai manusia, kita masing masing harus terlebih dahulu menetapkan keyakinan. Kita harus yakin pada diri sendiri, dan yakin pada dharma. Begitu juga dengan orang lain yang juga berlatih dharma,kita juga harus memiliki keyakinan terhadap mereka.  ketika kita memiliki keyakinan dalam hati kita dan terhadap orang lain, maka kita dapat menjadi seseorang yang dipercayai oleh orang lain. Ini sangatlah penting.

Orang orang yang dapat membimbing orang lain adalah mereka yang jujur dengan apa yang mereka katakan. Ini dapat meningkatkan keyakinan. Kita harus memperlakukan semua orang sama dengan dharma, dharma one vehicle. Dengan kebenaran ini, kita bisa membimbing orang lain.

Di dunia ini, orang orang yang memimpin dan dihormati harus jujur dg apa yang mereka katakan, apalagi Buddha. Buddha tidak pernah mengatakan segala sesuatu yang salah, ia juga tidak akan mengatakan sesuuatu dan kemudian tidak bertanggung jawab. Ia tidak pernah melakukan demikian.

Di masa lampau, Buddha juga mengajarkan prinsip prinsip sejati, apa yg diajarkan ialah semua orang harus yakin jika mereka dapat mencapai kebuddhaan. Ini adalah one vehicle." jalur satu kendaraan adalah cara untuk menyebarkan dharma besar". One vehicle adalah mengajarkan mengendarai kapal yg luas meliputi dunia dan mencakup semua hal. 

Sebelum sutra teratai, selama 40 tahun dharma yang mengajarkan orang untuk berjalan dijalan bodhisatwa dan berjalan kembali ke jalan kebenaran hanya tersembunyi dalam pikiran Buddha. IA kini membabarkan dharma tsb dan mengajarkan nya sehingga semua orang bisa mengerti bahwa mereka semua bisa mencapai kebuddhaan tetapi mereka harus mempraktikkan nya dan menumbuhkan cara bodhisatwa demi mahkluk yang menderita. 

Jalan bodhisatwa adalah dharma yang benar. Kita terus mendengar bagaimana ( relawan)  di seluruh dunia membantu mereka yang menderita.  ini semua karena ketulusan mereka membantu mereka beresonansi dengan pikiran Buddha dan berjalan di jalan  bodhisatwa. Dengan hanya dharma ini, mereka dapat memberikan pengajaran yg cocok dinegara yang berbeda untuk mengubah mahkluk hidup dan meringankan penderitaan mereka.  semua yang mereka butuhkan adalah jalan bodhisatwa, setiap orang yang berlatih dan belajar ajaran buddha adalah untuk berlatih dharma one vehicle dan kembali ke sifat hakiki kita, jadi kita harus selalu hormat, memiliki keyakinan dan bersungguh hati.

Ringkasan oleh Teddy Lianto

Kamis, 04 Desember 2014

20141203 Make Offerings with Utmost Sincerity

20141203 Make Offerings with Utmost Sincerity

- Persembahan tertinggi adalah ketulusan. Mendengarkan Dharma dengan penghormatan tinggi adalah persembahan tertinggi. Sila, samadhi, dan kebijaksanaaan adalah eprsembahan yang sesungguhnya.
Pikiran yang benar-benar tulus, bebas dari pikiran yang kacau balau dan benar-benar sepenuhnya berkomitmen pada satu tujuan adalah pemikiran/pikiran yang tulus.

- Karena ketulusan hati kita, Buddha memasukki hati kita dan kita akan menunjukannya di dalam diri kita sendiri. Untuk mewujudkan sifat hakiki Buddha, kita harus mulai dari menyatukan rasa hormat yang tinggi dengan sifat kesadaran kita. Inilah persembahan tertinggi untuk "Three Treasures". Kita sadar akan "Three Treasures" di dalam kita dengan menerima dan mempraktekkan Dharma, dengan membuat persembahan itu. Terdengar sangat dalam, tapi sebenarnya hanyalah masalah pikiran

- Walaupun Buddha datang ke dunia ini ingin berbagi pikirannya yang sudah tercerahkan dengan semua orang, itu sangat sulit untuk disadari oleh kita. Siapa dari kita yang bisa sadar akan itu?
Kita makhluk hidup walaupun dapat mengerti pemikiran tersebut, tetapi tidak dipraktekkan. Inilah yang membuat Buddha sulit untuk mengajarkan kita karena makhluk hidup tidak memiliki ketulusan, dan mereka dengan ini tidak memiliki kepercayaan yang dalam.

- Persembahan yang paling mendalam dan agung adalah mendengarkan Dharma dengan rasa hormat yang tinggi. Kita harus dengan sepenuh hati ketika mendengarkannya, dan serap itu ke dalam hati kita.
Biasanya ketika kita mendengarkannya, seringkali kita sangat cepat melupakannya. Kita mendengar, tetapi Dharma itu tidak lengket di hati dan pikiran kita, seperti air yang mengalir di dalam pipa. Setelah mengalir, pipa langsung kosong. Ini dikarenakan kita kekurangan "SIla, Samadhi, dan Kebijaksanaan".

 - Ketika Buddha mengajarkan kita Dharma, beliau menggunakan banyak metode. Selalu mengajarkan mindset seperti apa yang harus kita tanam setiap hari untuk menjernihkan diri sendiri untuk menerima Dharma tersebut.
Kita perlu sila untuk melindungi pikiran kita dari pemikiran yang menyimpang, agar ketamakan dan sifat buruk yang lainnya tidak muncul.

- Setiap orang di sekililing kita adalah guru kita. Asalkan kita berbuat dengan tulus maka dapat menginspirasi orang lain untuk ikut berbuat baik.
- Kita tidak hanya harus tulus dan hormat, tetapi kita harus membangun kepercayaan yang dalam. Setelah kita memiliki rasa kepercayaan, kita lalu berikrar untuk mempraktekkan ajaran tersebut. Jika kita bisa mendapatkan Dharma ini, resapkan ke dalam hari dan mempraktekkannya, kita bisa merasa sukacita tersendiri.

- Ketika kita sudah meresapi Dharma ke dalam hati kita, pengaruh luar seburuk apappun menghampiri kita, kita tidak akan tergoyahkan.
Kita harus bisa memasukkan Dharma ke dalam hati kita terlebih dahulu sebelum kita bisa berbagi dengan yang lain. Setelah mereka bisa mengerti dengan apa yang kita bagu, kita sudah membantu yang lainnya jalan di jalan Boddhisatva.
Ketika kita membimbing dan merubah orang lain, mereka menerika dan mengaplikasikannya. Jadi, mendengarkan Dharma, kita dapat merasakan kebahagiaan dari itu. Setelah kita mendengarkan Dharma, kita mendapatkan kebahagiaan dari Dharma.

- Ketika orang mendengarkan Dharma dengan sukacita, mereka meresapi ke dalam hari dan tidak bisa melupakannya. Seperti Shigong Shangren, Beliau terus mengingat 6 kata "Demi ajaran Buddha, demi makhluk hidup". Selamanya Beliau ingat ajaran ini dan mengaplikasikannya ke dalam kesehariannya. Mungkin bagi sebagian orang, kata-kata "just do it (做就對了)" dapat menginspirasi mereka dalam bertindak.

- Ketika kita sudah mendengarkan Dharma, kita resapi ke dalam hati, lalu mempraktekannya, membuat orang lain juga terinspirasi untuk mempraktekannya, inilah persembahan yang kita wujudkan.
Semua yang kita lakukan berawal dari ikiran kita. belajar jalan Buddha, adalah belajar untuk membuat persembahan dengan badan dan pikiran kita dan dengan sukacita mendegarkan Dharma.
Kita harus meresapi Dharma ke dalam hati kita, 所以我們要時時多用心.

Btw mendengar sharing hari ini, inti besarnya adalah asalkan kita bisa meresapi dharma ke dalam hati kita dan mempraktekannya dalam wujud yg benar dan dengan tulus, ini saja sudah bisa membuat kita ada kebahagiaan yg dirasakan. Jadi kita harus percaya kalau kita bisaaaa! Yuhuuu~ 😉

Sharing oleh Sharon Tanamas

Selasa, 02 Desember 2014

20141202 Rare and Difficult to Encounter

20141202 Rare and Difficult to Encounter 

Sangat sulit untuk bisa mendengarkan Buddha Dharma. Saat ini kita tidak kesulitan dalam mendengarkan Dharma, namun Dharma yang kita dengarkan adakah diserap ke dalam hati? Apakah dapat kita praktekkan dalam kehidupan? Ini adalah hal yang sangat penting yang harus kita ingatkan diri sendiri. Kehidupan sudah ada sejak berkalpa-kalpa yang tak terhitung, melewati lingkaran lahir meninggal, dari satu alam kea lam yang lain, dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain. Semua ini adalah sebuah perputaran yang tak henti-henti dalam 6 alam kehidupan. 

Dalam ajaran Buddha dijelaskan dengan sangat detail, makhluk surgawi meski usia kehidupannya sangat panjang, menikmati banyak kebahagiaan, namun ketika berkah mereka telah habis, mereka tetap akan terjatuh kea lam yang rendah. Jika mereka tidak mendengarkan ajaran Buddha, tidak mampu menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, maka ketika berkah mereka telah habis mereka akan terjatuh ke alam sesuai dengan karma yang diperbuatnya. sangat baik bisa terlahir di alam manusia adalah karena dapat mendengarkan ajaran Buddha, dan juga dapat melihat sendiri(membuktikan sendiri) kebenaran dari ajaran Buddha. 

Semua manifestasi dapat membuktikan kebenaran dari ajaran Buddha akan penderitaan. Jika dapat memahami ajaran Buddha dengan sepenuhnya, maka kita akan mawas diri, menjunjung tinggi dan melakukan segala kebajikan , menghindari segala kejahatan serta mempraktekkan cinta kasih dan welas asih untuk membangkitkan cinta kasih yang ada di dalam diri. Awalnya kita melatih welas asih dengan ikut merasakan penderitaan makhluk lain, memahami bagaimana untuk terjun ke masyarakat, membangkitkan kebijaksanaan, bersumbangsih bagi dunia. Umat awam sedemikian tidak sadar, hanya selalu terbatas pada lingkungan kita sendiri, pada apa yang kita lihat, kita dengar, suka duka marah gembira membuat emosi kita tidak stabil, ini adalah penderitaan.oleh sebab itu kita selalu bertumimbal lahir di 6 alam kehidupan. 

Buddha datang ke dunia, mengajarkan banyak kebenaran, supaya dapat mengembangkan hati penuh hormat terhadap ajaran kebenaran. Oleh karena itu 20.000 Sun Moon Lamp Radiant Buddhas terus bermanifestasi di alam manusia, tidak henti2nya membimbing makhluk, semua ini demi menyadarkan kita akan sifat hakiki kita, menjaga sifat hakiki kita – suci murni jernih, tidak terpengaruh oleh kondisi luar, tidak tertutup oleh kegelapan batin, oleh karena itu di pembukaan sutra lotus paling penting ingin memberitahukan kepada kita bahwa sifat hakiki kita senantiasa ada. Banyak Buddha dari masa kehidupan ke masa kehidupan mendengarkan Dharma, berlatih diri dan berikrar. Kita juga dapat melakukan hal yang sama, mempertahankan niat seperti ini, dalam kalpa yang tak terhitung, kita menjaga dengan baik niat pikiran ini, setiap hari melatih diri, setiap hari membersihkan kekotoran batin. Jika kita bisa senantiasa menjaga dengan baik niat pikiran ini, ketika kita telah bertemu dengan Dharma, kita akan mendengarkan dharma tersebut dan kemudian membabarkannya. Jika kita selalu mempunyai pemikiran seperti ini, maka segala yang terlihat adalah Dharma. Orang-orang yang kita temui, tidak peduli mempunyai kebiasaan buruk sekalipun, orang tersebut juga mempunyai satu sutra kehidupan yang bisa mengajari kita. 

Apa yang ditunjukkan dari setiap orang,merupakan sebuah penampakan akan sebuah kebenaran dari kehidupan.Oleh karena itu, bertemu dengan dharma tidaklah sulit. Ketika telah memahami kebenaran, tidak peduli orang seperti apa yang kita jumpai akan bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita, mengembangkan semangat untuk mendengarkan Dharma. Melalui setiap orang, kita belajar kebenaran dari kehidupan. Hidup adalah penderitaan. Bencana akibat ulah manusia sangat banyak, bersumber dari sikap sebagian kecil orang-orang namun dapat menyebabkan karma kolektif satu negara. Dari mana karma kolektif ini? 

Dalam ajaran Buddha, ada dua buah karma, yakni karma yang tidak langsung berbuah dan karma yang langsung berbuah.Karma yang tidak langsung berbuah adalah benih buruk dari kehidupan masa lampau, benih buruk tersebut kemudian matang , dan bermanifestasi melalui karma kolektif dari makhluk pada tempat itu, sehingga melalui pemikiran dari orang-orang jumlah kecil tersebut dapat menyebabkan orang orang banyak dalam satu negara mengalami bencana, ini disebut karma kolektif makhluk. Ada juga orang yang terlahir di negara tsb, namun sebelum bencana tsb terjadi, dia sudah meninggalkan negara tersebut, sehingga terhindar dari bencana tsb. Semua yang terjadi adalah karna sebab dan akibat. Ajaran Buddha mengajari kita untuk tidak menciptakan benih dan jodoh yang tidak baik, dengan demikian , jika demikian maka dunia kita penuh dengan benih baik, jodoh baik berkumpul semua sehingga terbentuk kekuatan saling menyayangi .

Jalinan jodoh yang seketika muncul, jika bisa digenggam dengan baik dan menjadikannya selamanya maka dalam berbagai masa kehidupan , kita akan menjadi orang yang saling berjasa, saling memahami ajaran Buddha. Di Thailand, ada seorang mahasiswa, ekonomi keluarganya miskin sehingga tidak bisa lagi melanjutkan studinya, namun karena bertemu dengan tzu chi, tzu chi membantu biaya kuliahnya, sekarang sudah menjadi dokter, dan sekarang juga ingin mulai bersumbangsih. Hubungan antar manusia adalah karena jodoh. Di Filipina juga ada satu anak yang begitu berprestasi, namun karena kondisi ekonomi keluarganya, akhirnya dia kuliah sambil kerja, sehingga mempengaruhi nilai kuliahnya. Berhubung dia mendapat beasiswa dari sekolah, namun karena nilainya yg tidak begitu bagus, akhirnya beasiswa dipotong setengah.karena beasiswanya dipotong, dia tidak sanggup lagi membayar uang pendaftaran, dan berhenti kuliah. Saat relawan mengunjungi ke rumah dan mendapati anak ini begitu berprestasi, relawan tidak membiarkan dia berhenti kuliah, dan memulai dengan memberi upah atas jasa kerja- mempekerjakan dia di yayasan Buddha Tzu Chi,dan juga membawa dia melakukan kunjungan kasus, dll. Setelah mengikuti kasus, awalnya anak ini sangat tidak bahagia, hidup sedemikian susah,untuk melihat dia tersenyum sangat sulit, setelah bekerja di yayasan, dengan upah 200 peso setiap hari dan dapat berinteraksi dengan banyak orang dan memahami banyaknya penderitaan orang lain, hatinya terbuka dan menjadi orang yang bahagia dan fokus pada studinya. Saat tamat kuliah mendapat peringkat ketiga di univ nya. 

Di Filipina sudah membantu sekitar 1000 murid untuk pendaftaran sekolah, semua ini karena di tempat tsb terdapat sekumpulan bodhisattva yang telah memahami ajaran Buddha dan menyebarkan ajaran Buddha. Ketika kita telah mendengarkan dharma, dan dapat memperlakukan segala sesuatu dalam hidup sebagai ajaran Buddha dan ditengah ajaran Buddha kita bersumbangsih, di Filipina setiap kali ada pembagian bantuan, selalu menceritakan tentang Tzu Chi dan memberikan celengan bamboo, disaat yang bersamaan juga menenangkan hati mereka, mengubah kebiasaan tidak baik dalam kehidupan mereka, ini disebut menyebarkan dharma. 

Dharma bisa terserap dan senantiasa ada di dalam hati memang sangat sulit. Dharma dalam dunia bagaikan udumbara flower. Dalam ajaran Buddha, Udumbara flower ini dalam sekian ribuan taun baru mekar sekali, jika bukan saatnya, bunga ini tidak akan mekar. Walau bunga ini sekian ribuan tahun baru mekar, dia tetap bergantung pada sebab, pada jodoh, Sebab dan kondisi bisa bersatu, kita harus sepenuh hati menunggu untuk terjadi. Bisa bertemu dengan ajaran Buddha juga karena adanya jalinan jodoh, jika kita sudah bertemu harus genggam dengan sebaik2nya. Semua negara yang ada Tzu Chi semua hanya berpegang pada” Demi Ajaran Buddha, Demi Semua Makhluk”, enam kata yang sederhana ini diberikan oleh kakek guru( Master Yin Shun) 50-an tahun yang lalu. Kakek Guru memberikan enam kata ini, pada moment itu, dengan cepat dan baik saya(Master) menerima enam kata ini, dan sampai sekarang arah tidak pernah berubah. Moment pada saat itu(moment kakek guru memberikan enam kata kepada Master Cheng Yen-red) berpengaruh pada saya(Master) selamanya. Master mengenggam dengan baik moment itu, dan dari niat yang ada pada saat itu, sekarang telah tersebar ke banyak negara, sudah begitu banyak juga bodhisattva dunia muncul di dunia. 

Bodhisattva dunia berjalan di jalan bodhisattva dan bersumbangsih dengan segera, kekuatan cinta kasih seperti ini benar-benar membuat orang terharu. Sangat sulit bisa terlahir di alam manusia, sangat sulit bisa bertemu dengan ajaran Buddha. Sebenarnya setiap orang adalah mengajari dharma kepada kita,kita harus senantiasa mempunyai hati penuh syukur terhadap setiap orang, dengan hati penuh hormat menerima setiap orang apa yang ditampakkan,karena mereka telah membantu kita memahami kebenaran. Ditengah konflik , kita dapat memahami ternyata kehidupan ini begitu rumit(complicated), kegelapan batin menutupi yang disebabkan oleh tabiat buruk. Keadaan(penampakkan) ini membuat kita memahami ajaran Buddha, apa yang disebut Kegelapan Batin. dan juga membantu kita bagaimana setelah bersumbangsih, mengubah kehidupan kita dan menjadi seseorang yang berjasa bagi kehidupan orang lain, mengajari kita bagaimana untuk berjalan di jalan Bodhisattva. 

Oleh karena itu kita harus senantiasa mempunyai hati penuh syukur, hormat dan cinta kasih dengan begitu jalan bodhisattva ini bisa ditapaki dengan mulus. semua yang ditampakkan adalah semuanya mengajari kita Dharma yang luar biasa. Para Bodhisattva, kita harus senantiasa menghormati dunia ini, bersyukur pada setiap orang yang telah mengajari kita. Setiap saat kita harus bersungguh hati.
gan en n zhu fu da jia..

Sharing oleh Wismina di Pekanbaru

Kamis, 17 Juli 2014

20140716 – 勤修妙法入菩提 Practice Wondrous Dharma to Enter Bodhi (mempraktekkan Dharma yang luar biasa untuk menuju kondisi Bodhi/Sadar)

20140716 – 勤修妙法入菩提 Practice Wondrous Dharma to Enter Bodhi (mempraktekkan Dharma yang luar biasa untuk menuju kondisi Bodhi/Sadar)

Setiap hari sepatutnya kita membina kondisi hati yang bersukacita. Kehidupan manusia tidaklah panjang karena itu harus banyak memahami ajaran, jangan perhitungan. Genggam waktu dan bersukacita dalam menjalani kehidupan. Kehidupan yang bisa bersumbangsih bagi orang lain setiap harinya adalah yang paling bahagia. Setiap hari kita melatih diri, bagaimana melatih diri? Asalkan setiap hari bahagia melihat orang lain, bersedia bersumbangsih, membantu orang, maka ini berarti kita sedang menanam berkah. Menjalin jodoh baik, jodoh yang sukacita. Sesuai ajaran Dharma, mengerti hukum karma. Melatih berbuat karma baik dan menjalin jodoh baik. Karena itu mendengar Dharma harus masuk ke dalam hati, baru bisa meningkatkan jiwa kebijaksanaan kita. Waktu kehidupan memang sangat pendek, tapi waktu jiwa kebijaksanaan sudah ada sejak dari awal selalu menyertai kita dalam berkali kehidupan. Jiwa kebijaksanaan adalah sifat dasar yang kita miliki, yang memang selalu ada. Hanya kita saja yang secara tidak sadar menutupinya. Karena itu perlu mendengar Dharma masuk dalam hati (聞法入心/wen fa ru xin). Bila intisari Dharma (法髓 fa sui) bisa masuk ke dalam hati dan pikiran, jiwa kebijaksanaan kita akan bisa dibangkitkan kembali.

Menaati sila dan peraturan untuk melindungi kehidupan (持戒守規護生機/chi jie shou gui hu sheng ji), adalah prinsip yang harus kita bawa sehari-hari. Sering mendengar sharing dari relawan yang pulang dan berkegiatan di griya jing si, setiap kali mau mulai bekerja di lapangan, pasti ada shifu yang selalu mengingatkan mereka untuk berhati-hati memperhatikan setiap tindakan agar menyakiti begitu banyak makhluk kecil dan alam. Sebenarnya dengan bercocok tanam pun kita juga ikut membentuk struktur tanah (landscape) dan dalam prose situ sebenarnya juga banyak kebahagiaan/sukacita. Memberi pemandangan yang indah kepada orang yang melihatnya, dan saat panen merasa sukacita. Seperti halnya kegiatan bercocok tanam para staff medis di dalin. Mereka menyusun sedemikian rupa sehingga lokasi itu bila dilihat dari atas berbentuk sebuah logo Tzu Chi yang besar. Orang-orang yang melihatnya pun bisa merasa sukacita karena keindahannya. Dengan melakukan itu, kita membentuk struktur lahan, kita menanam padi-padian dengan tersusun rapi, dan semua itu bisa memberikan kebahagiaan. Sama halnya dengan hati kita. Bisa menyusun/menata sedemikian rupa sehingga memunculkan sebuah image/bentuk. Ini yang disebut Hati bagaikan pelukis (心如工畫師/xin ru gong hua shi), mau wujud seperti apa maka harus mulai ditata dengan sepenuh hati dari sejak menanam sehingga saat tumbuh besar akan menghasilkan bentuk yang diinginkan dan bisa membangkitkan sukacita di hati orang.

Jadi inilah yang disebut rajin melatih sukacita dan menanam berkah (勤修歡喜植福人/qin xiu huan xi zhi fu ren). Demikian juga dengan Great Dharma, menguntungkan diri sendiri dan orang lain (自利 利他), diri sendiri bahagia orang lain juga berbahagia. Dengan hati dan tubuh yang sehat membawa kebahagiaan di tanah kehidupan kita, dalam kehidupan kita menggenggam setiap saat menciptakan karma baik. Seperti cerita seorang nenek berusia 80 tahun di Tzu Chi Canada yang menguasai beberapa bahasa dimana saat berkegiatan di panti jompo yang mayoritas warga tionghoa, dengan kemampuan beberapa bahasa dan pemahamannya akan sutra dan kitab dia membawa rasa bahagia kepada orang di sekitarnya. Relawan ini barulah sesungguhnya yang disebut rajin melatih sukacita dan menanam berkah. Kesimpulannya, melatih diri di dunia manusia sangatlah penuh arti asalkan kita mengerti untuk bersungguh hati. Bersungguh hati dalam setiap tindakan, mendengarkan Dharma, meresapi Dharma ke dalam hati dan menggunakannya dalam berbagai cara di dunia manusia. Asalkan mendengarkan Dharma dengan baik, satu ajaran bisa digunakan untuk mengatasi berbagai hal. Bersukacita dalam setiap perbuatan. Di hati ada Buddha, di dalam tindakan ada Dharma (心中有佛 行中有法/xin zhong you fo xing zhong you fa), bila bisa melakukan seperti itu makan kita sedang melatih diri di jalan bodhisattva. Saat sang Buddha melihat ada orang-orang yang memiliki hati dan tindakan seperti itu,sang Buddha pun tahu inilah saatnya membabarkan ajaran kebenaran/mahayana.

Saat sang Buddha membabarkan satu ajaran kebenaran, yang mendengar ada hearers dan bodhisattva. Apa perbedaan hearers dan bodhisattva? Hearers adalah praktisi hinayana (kendaraan kecil) yang setelah mendengarkan ajaran Buddha memahami 4 kebenaran mulia (四諦道理/si di dao li) yang sejak awal selalu sang Buddha babarkan, yaitu 苦集滅道/ku ji mie dao. Untuk membuat orang-orang sadar bahwa hidup ini tidak kekal, hidup ini adalah penderitaan sehingga mereka akan mau mencari ajaran yang bisa membawa mereka meninggalkan penderitaan ini. Setelah mereka memahami, mereka bisa memutuskan segala pandangan dan pikiran yang delusif (見或 思或/jian huo  si huo). Karma yang terciptakan dari pandangan (melihat) yang diluar dan pemikiran yang timbul di dalam hati. Jadi hearers adalah praktisi hinayana yang memutuskan pandangan dan pikiran salah. Semua kebodohan batin, sebab kerisauan dan sebab karma buruk adalah tidak benar, semuanya harus diputuskan. Walaupun mereka praktisi hinayana, tapi juga bisa mencapai kondisi nirvana dimana hati berada pada kondisi yang jernih dan tenang. Nirvana bukanlah meninggal baru disebut nirvana tapi adalah kondisi hati yang kembali pada kondisi yang sangat jernih dan tenang. Hearers adalah praktisi yang memiliki kemampuan terbatas. Kalau bodhisattva adalah makhluk yang memiliki aspirasi spiritual yang besar, adalah mereka yang mencari jalan kebenaran dengan hati beraspirasi spiritual yang besar. Orang yang dengan setulus hati mencari ajaran kebenaran. Mereka yang benar-benar melatih diri dan memiliki 4 tekad mulia (四弘願/si hong yuan). Mencari jalan kebenaran adalah mencari maha kesadaran/pencerahan. Bukan hanya sadar akan kerisauan tapi memutuskan kerisauan, bukan hanya tahu apa yang harus dilakukan tapi harus rajin melakukan. Sang Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua makhluk, sebagai murid sang Buddha juga sepatutnya belajar untuk membimbing semua makhluk. Jadi Bodhisattva adalah mereka yang melatih diri belajar bermanfaat bagi diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain.

Ajaran hinayana adalah sebagian ajaran, ajaran Mahayana adalah keseluruhan ajaran. Karena memahami akan kemampuan para makhluk menerima ajaran, maka pada awalnya sang Buddha mengajarkan ajaran yang bisa diterima dengan kemampuan terbatas. Namun keduanya, baik hinayana maupun Mahayana, semua sama-sama bisa sadar dan memiliki pengetahuan dan pandangan Buddha. Sang Buddha berharap semua orang bisa mencapai ke-buddha-an maka juga berharap para praktisi hinayana bisa menjadi praktisi Mahayana. Berharap semuanya bisa mendapatkan ajaran yang sempurna, yang lengkap. Orang yang memiliki kemampuan yang besar, hanya dengan satu kalimat bisa memahaminya. Orang dengan kemampuan yang terbatas, butuh kesabaran dan berbagai cara untuk membuatnya paham.

Sebelumnya pernah disebutkan tentang 9 divisi pengajaran (九部法/jiu bu fa) dimana salah satunya adalah gatha. Kalimat dalam sebuah gatha biasanya terdiri dari 4, 5, 7 atau 8 karakter huruf. 4 kalimat saat digabung menjadi satu disebut versa (paragraph?). Orang dengan kemampuan besar, dengan hanya mendengar satu versa dari sutra, bisa langsung memahami makna keseluruhan. Namun mereka yang berkemampuan terbatas, perlu diberi penjelasan dengan berbagai kalimat yang panjang dan mereka akan berkembang dengan perlahan. Karena itulah disebutkan bahwa setiap saat kita harus ada pikiran yang fokus akan Buddha (深心念佛/shen xin nian fo). Pikiran yang seperti itu, tidak meninggalkan Buddha tidak meninggalkan Dharma, maka dalam setiap tindakan kita akan selalu berpanduan akan ajaran Buddha, dengan demikian menjadi Buddha tanpa keraguan. Untuk menjadi Buddha, seorang bodhisattva harus melatih 6 paramita hingga kondisi yang sempurna sehingga bisa mendapatkan kesadaran hingga menjadi Buddha. Saat kita mendengarkan Dharma harus memiliki keyakinan dan tanpa keraguan. Dengan demikian hati kita bisa merefleksikan hati Buddha. Ada Buddha di hati, ada Dharma dalam setiap tindakan, kita harus memiliki keyakinan maka kita akan dengan mudah masuk di jalan pembinaan diri. Pelatihan diri bodhisattva harus  satu niat satu tekad. Giat untuk maju, jangan mudah menyerah. Semua berasal dari satu niat, maka setiap saat kita harus bersungguh hati.

Ringkadan oleh Elvy Kurniawan

Rabu, 16 Juli 2014

20140715 活在秒法中 / Hidup dengan Dharma yang Menakjubkan.

20140715 活在秒法中 / Hidup dengan Dharma yang Menakjubkan.

Dengan Keyakinan (信),Kesungguhan (實),Ketulusan (誠),Kebenaran (正 ) meresapi Dharma ke dalam hati.

Dengan akar yang mendalam, kita akan memiliki cinta yang tak terbatas.
Walaupun label agama yang berbeda, namun semuanya mengajarkan prinsip luhur yang sama.
Kesatuan dan harmoni telah terbukti di aula jingsi. 

Dalam memperlajari Ajaran Buddha, fokusnya ada pada hati dan pikiran kita.

Keyakinan (信) sangat penting. Hanya dengan akar dari keyakinan sumber dari kebajikan.

Bisakah kita menumbuhkan akar dari kebaikan?
Mengenai keyakinan, kita harus memiliki keyakinan yang tepat.
Layaknya akar keyakinan harus dalam dan luas.

Seperti kita menapaki jalan Kebuddhaan, ini adalah minset yang sangat penting untuk dimiliki. Kita harus selalu  memegang teguh.

Kita tidak dapat memiliki banyak ekspetasi yang tidak nyata. Jika iya, kita akan menyia-nyiakan waktu kita.

Disamping dari keyakinan dan kesungguhan, kita juga harus memiliki ketulusan dan kebenaran.
Ketulusan kita murni, tanpa paksaan apapun.

Kita tidak dipaksa untuk melakukan oleh orang lain.
Kita mencari dan belajar jalan Kebuddhaan dengan ketulusan.

Sepanjang kita belajar Dharma juga membutuhkan integritas. Kita tidak menyimpang bahkan sedikit.
Sedikit penyimpangan akan menyebabkan perbedaan besar.

Setelah kita mengetahu prinsip ini, kita harus mempraktekkannya baru menunjukan bahwa Dharma meresap kedalam.

Kita belajar Ajaran Buddha sepeerti sebuah pohon besar. Pohon Bodhi dapat melindungi tanah dan air seperti mereka mempersempahkan naingan dan tempat tinggal bagi banyak orang dan dapat memberikan angin segar bagi dunia.
Pohon bodhi seperti menyedikan dengan cinta dan perhatian. Ini yang kita pelajari dari pohon bodhi.

Praktisi spiritual juga disebut praktisi agama.
Maka muncul banyak agama didunia sekarang. Memang banyak keyakinan yang berbeda dengan nama yang berbeda.

Jadi..
" Agama diberi label yang berbeda, tapi memiliki ajaran ajaran luhur yang sama".
Ada kebaikan, ada ajaran yang tepat, dari semuanya.
Jadi di Katholik. Protestan dan Islam semuanya muncul cinta kasih universal dan kebajikan.

Buddhisme, khususnya di Tzuchi , apa kita telah terus menerus menggerakan cinta kasih?
Cinta kasih dan kasih sayang adalah kasih yang besar/ great love, dan great love akan menemukan rumah dalam cinta kasih dan kasih sayang.

Jenis cinta ini akan timbul dari pikiran orang meskipun agama-agama kita memiliki nama yang berbeda , mereka semua mengajarkan prinsip yang luhur.
Kebaikan ini muncul dari pola pikir yang sama. Hanya cara yang diajarkan yang berbeda.


Jadi Buddha berkata " Dengan menembus pikiran , Sadar akan Buddha (dalam diri), dan menegakkan ajaran yang memurnikan".
Ketika mereka mendengar mereka dapat mencapai Kebuddhaan mereka penuh dengan sukacita.  Maka, saya mengajarkan mereka kendaraan besar.

Untuk berlatih di jalan Bodhisattva, tubuh dan pikiran harus berada dalam keadaan tenang dan jernih. Mereka berlatih memberikan tanpa syarat dan menegakkan ajaran yang disiplin untuk menjaga noda pikiran. Ini mengarah langsung untuk mencapai Kebuddhan.

Belajar Dharma, akan menjadi bahagia.
Sangat sulit untuk terlahir sebagai manusia, sekalipun sulit untuk dapat bertemu dengan Buddha Dharma.
Sekarang dapat menjadi manusia dan belajar Ajaran kendaraan besar. Seperti embun yang memberikan nutrisi pada batin dan penuh dengan sukacita.

Dalam 6 Alam, hanya pada alam manusia dapat belajar Dharma.  
So, we must carefully and steadily walk this path. 
Wo men yao shi shi gan en, shi shi yong xin.

Gan en.

Ringkasan oleh Yeyen di Jambi