Kamis, 17 Juli 2014

20140716 – 勤修妙法入菩提 Practice Wondrous Dharma to Enter Bodhi (mempraktekkan Dharma yang luar biasa untuk menuju kondisi Bodhi/Sadar)

20140716 – 勤修妙法入菩提 Practice Wondrous Dharma to Enter Bodhi (mempraktekkan Dharma yang luar biasa untuk menuju kondisi Bodhi/Sadar)

Setiap hari sepatutnya kita membina kondisi hati yang bersukacita. Kehidupan manusia tidaklah panjang karena itu harus banyak memahami ajaran, jangan perhitungan. Genggam waktu dan bersukacita dalam menjalani kehidupan. Kehidupan yang bisa bersumbangsih bagi orang lain setiap harinya adalah yang paling bahagia. Setiap hari kita melatih diri, bagaimana melatih diri? Asalkan setiap hari bahagia melihat orang lain, bersedia bersumbangsih, membantu orang, maka ini berarti kita sedang menanam berkah. Menjalin jodoh baik, jodoh yang sukacita. Sesuai ajaran Dharma, mengerti hukum karma. Melatih berbuat karma baik dan menjalin jodoh baik. Karena itu mendengar Dharma harus masuk ke dalam hati, baru bisa meningkatkan jiwa kebijaksanaan kita. Waktu kehidupan memang sangat pendek, tapi waktu jiwa kebijaksanaan sudah ada sejak dari awal selalu menyertai kita dalam berkali kehidupan. Jiwa kebijaksanaan adalah sifat dasar yang kita miliki, yang memang selalu ada. Hanya kita saja yang secara tidak sadar menutupinya. Karena itu perlu mendengar Dharma masuk dalam hati (聞法入心/wen fa ru xin). Bila intisari Dharma (法髓 fa sui) bisa masuk ke dalam hati dan pikiran, jiwa kebijaksanaan kita akan bisa dibangkitkan kembali.

Menaati sila dan peraturan untuk melindungi kehidupan (持戒守規護生機/chi jie shou gui hu sheng ji), adalah prinsip yang harus kita bawa sehari-hari. Sering mendengar sharing dari relawan yang pulang dan berkegiatan di griya jing si, setiap kali mau mulai bekerja di lapangan, pasti ada shifu yang selalu mengingatkan mereka untuk berhati-hati memperhatikan setiap tindakan agar menyakiti begitu banyak makhluk kecil dan alam. Sebenarnya dengan bercocok tanam pun kita juga ikut membentuk struktur tanah (landscape) dan dalam prose situ sebenarnya juga banyak kebahagiaan/sukacita. Memberi pemandangan yang indah kepada orang yang melihatnya, dan saat panen merasa sukacita. Seperti halnya kegiatan bercocok tanam para staff medis di dalin. Mereka menyusun sedemikian rupa sehingga lokasi itu bila dilihat dari atas berbentuk sebuah logo Tzu Chi yang besar. Orang-orang yang melihatnya pun bisa merasa sukacita karena keindahannya. Dengan melakukan itu, kita membentuk struktur lahan, kita menanam padi-padian dengan tersusun rapi, dan semua itu bisa memberikan kebahagiaan. Sama halnya dengan hati kita. Bisa menyusun/menata sedemikian rupa sehingga memunculkan sebuah image/bentuk. Ini yang disebut Hati bagaikan pelukis (心如工畫師/xin ru gong hua shi), mau wujud seperti apa maka harus mulai ditata dengan sepenuh hati dari sejak menanam sehingga saat tumbuh besar akan menghasilkan bentuk yang diinginkan dan bisa membangkitkan sukacita di hati orang.

Jadi inilah yang disebut rajin melatih sukacita dan menanam berkah (勤修歡喜植福人/qin xiu huan xi zhi fu ren). Demikian juga dengan Great Dharma, menguntungkan diri sendiri dan orang lain (自利 利他), diri sendiri bahagia orang lain juga berbahagia. Dengan hati dan tubuh yang sehat membawa kebahagiaan di tanah kehidupan kita, dalam kehidupan kita menggenggam setiap saat menciptakan karma baik. Seperti cerita seorang nenek berusia 80 tahun di Tzu Chi Canada yang menguasai beberapa bahasa dimana saat berkegiatan di panti jompo yang mayoritas warga tionghoa, dengan kemampuan beberapa bahasa dan pemahamannya akan sutra dan kitab dia membawa rasa bahagia kepada orang di sekitarnya. Relawan ini barulah sesungguhnya yang disebut rajin melatih sukacita dan menanam berkah. Kesimpulannya, melatih diri di dunia manusia sangatlah penuh arti asalkan kita mengerti untuk bersungguh hati. Bersungguh hati dalam setiap tindakan, mendengarkan Dharma, meresapi Dharma ke dalam hati dan menggunakannya dalam berbagai cara di dunia manusia. Asalkan mendengarkan Dharma dengan baik, satu ajaran bisa digunakan untuk mengatasi berbagai hal. Bersukacita dalam setiap perbuatan. Di hati ada Buddha, di dalam tindakan ada Dharma (心中有佛 行中有法/xin zhong you fo xing zhong you fa), bila bisa melakukan seperti itu makan kita sedang melatih diri di jalan bodhisattva. Saat sang Buddha melihat ada orang-orang yang memiliki hati dan tindakan seperti itu,sang Buddha pun tahu inilah saatnya membabarkan ajaran kebenaran/mahayana.

Saat sang Buddha membabarkan satu ajaran kebenaran, yang mendengar ada hearers dan bodhisattva. Apa perbedaan hearers dan bodhisattva? Hearers adalah praktisi hinayana (kendaraan kecil) yang setelah mendengarkan ajaran Buddha memahami 4 kebenaran mulia (四諦道理/si di dao li) yang sejak awal selalu sang Buddha babarkan, yaitu 苦集滅道/ku ji mie dao. Untuk membuat orang-orang sadar bahwa hidup ini tidak kekal, hidup ini adalah penderitaan sehingga mereka akan mau mencari ajaran yang bisa membawa mereka meninggalkan penderitaan ini. Setelah mereka memahami, mereka bisa memutuskan segala pandangan dan pikiran yang delusif (見或 思或/jian huo  si huo). Karma yang terciptakan dari pandangan (melihat) yang diluar dan pemikiran yang timbul di dalam hati. Jadi hearers adalah praktisi hinayana yang memutuskan pandangan dan pikiran salah. Semua kebodohan batin, sebab kerisauan dan sebab karma buruk adalah tidak benar, semuanya harus diputuskan. Walaupun mereka praktisi hinayana, tapi juga bisa mencapai kondisi nirvana dimana hati berada pada kondisi yang jernih dan tenang. Nirvana bukanlah meninggal baru disebut nirvana tapi adalah kondisi hati yang kembali pada kondisi yang sangat jernih dan tenang. Hearers adalah praktisi yang memiliki kemampuan terbatas. Kalau bodhisattva adalah makhluk yang memiliki aspirasi spiritual yang besar, adalah mereka yang mencari jalan kebenaran dengan hati beraspirasi spiritual yang besar. Orang yang dengan setulus hati mencari ajaran kebenaran. Mereka yang benar-benar melatih diri dan memiliki 4 tekad mulia (四弘願/si hong yuan). Mencari jalan kebenaran adalah mencari maha kesadaran/pencerahan. Bukan hanya sadar akan kerisauan tapi memutuskan kerisauan, bukan hanya tahu apa yang harus dilakukan tapi harus rajin melakukan. Sang Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua makhluk, sebagai murid sang Buddha juga sepatutnya belajar untuk membimbing semua makhluk. Jadi Bodhisattva adalah mereka yang melatih diri belajar bermanfaat bagi diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain.

Ajaran hinayana adalah sebagian ajaran, ajaran Mahayana adalah keseluruhan ajaran. Karena memahami akan kemampuan para makhluk menerima ajaran, maka pada awalnya sang Buddha mengajarkan ajaran yang bisa diterima dengan kemampuan terbatas. Namun keduanya, baik hinayana maupun Mahayana, semua sama-sama bisa sadar dan memiliki pengetahuan dan pandangan Buddha. Sang Buddha berharap semua orang bisa mencapai ke-buddha-an maka juga berharap para praktisi hinayana bisa menjadi praktisi Mahayana. Berharap semuanya bisa mendapatkan ajaran yang sempurna, yang lengkap. Orang yang memiliki kemampuan yang besar, hanya dengan satu kalimat bisa memahaminya. Orang dengan kemampuan yang terbatas, butuh kesabaran dan berbagai cara untuk membuatnya paham.

Sebelumnya pernah disebutkan tentang 9 divisi pengajaran (九部法/jiu bu fa) dimana salah satunya adalah gatha. Kalimat dalam sebuah gatha biasanya terdiri dari 4, 5, 7 atau 8 karakter huruf. 4 kalimat saat digabung menjadi satu disebut versa (paragraph?). Orang dengan kemampuan besar, dengan hanya mendengar satu versa dari sutra, bisa langsung memahami makna keseluruhan. Namun mereka yang berkemampuan terbatas, perlu diberi penjelasan dengan berbagai kalimat yang panjang dan mereka akan berkembang dengan perlahan. Karena itulah disebutkan bahwa setiap saat kita harus ada pikiran yang fokus akan Buddha (深心念佛/shen xin nian fo). Pikiran yang seperti itu, tidak meninggalkan Buddha tidak meninggalkan Dharma, maka dalam setiap tindakan kita akan selalu berpanduan akan ajaran Buddha, dengan demikian menjadi Buddha tanpa keraguan. Untuk menjadi Buddha, seorang bodhisattva harus melatih 6 paramita hingga kondisi yang sempurna sehingga bisa mendapatkan kesadaran hingga menjadi Buddha. Saat kita mendengarkan Dharma harus memiliki keyakinan dan tanpa keraguan. Dengan demikian hati kita bisa merefleksikan hati Buddha. Ada Buddha di hati, ada Dharma dalam setiap tindakan, kita harus memiliki keyakinan maka kita akan dengan mudah masuk di jalan pembinaan diri. Pelatihan diri bodhisattva harus  satu niat satu tekad. Giat untuk maju, jangan mudah menyerah. Semua berasal dari satu niat, maka setiap saat kita harus bersungguh hati.

Ringkadan oleh Elvy Kurniawan

Rabu, 16 Juli 2014

20140715 活在秒法中 / Hidup dengan Dharma yang Menakjubkan.

20140715 活在秒法中 / Hidup dengan Dharma yang Menakjubkan.

Dengan Keyakinan (信),Kesungguhan (實),Ketulusan (誠),Kebenaran (正 ) meresapi Dharma ke dalam hati.

Dengan akar yang mendalam, kita akan memiliki cinta yang tak terbatas.
Walaupun label agama yang berbeda, namun semuanya mengajarkan prinsip luhur yang sama.
Kesatuan dan harmoni telah terbukti di aula jingsi. 

Dalam memperlajari Ajaran Buddha, fokusnya ada pada hati dan pikiran kita.

Keyakinan (信) sangat penting. Hanya dengan akar dari keyakinan sumber dari kebajikan.

Bisakah kita menumbuhkan akar dari kebaikan?
Mengenai keyakinan, kita harus memiliki keyakinan yang tepat.
Layaknya akar keyakinan harus dalam dan luas.

Seperti kita menapaki jalan Kebuddhaan, ini adalah minset yang sangat penting untuk dimiliki. Kita harus selalu  memegang teguh.

Kita tidak dapat memiliki banyak ekspetasi yang tidak nyata. Jika iya, kita akan menyia-nyiakan waktu kita.

Disamping dari keyakinan dan kesungguhan, kita juga harus memiliki ketulusan dan kebenaran.
Ketulusan kita murni, tanpa paksaan apapun.

Kita tidak dipaksa untuk melakukan oleh orang lain.
Kita mencari dan belajar jalan Kebuddhaan dengan ketulusan.

Sepanjang kita belajar Dharma juga membutuhkan integritas. Kita tidak menyimpang bahkan sedikit.
Sedikit penyimpangan akan menyebabkan perbedaan besar.

Setelah kita mengetahu prinsip ini, kita harus mempraktekkannya baru menunjukan bahwa Dharma meresap kedalam.

Kita belajar Ajaran Buddha sepeerti sebuah pohon besar. Pohon Bodhi dapat melindungi tanah dan air seperti mereka mempersempahkan naingan dan tempat tinggal bagi banyak orang dan dapat memberikan angin segar bagi dunia.
Pohon bodhi seperti menyedikan dengan cinta dan perhatian. Ini yang kita pelajari dari pohon bodhi.

Praktisi spiritual juga disebut praktisi agama.
Maka muncul banyak agama didunia sekarang. Memang banyak keyakinan yang berbeda dengan nama yang berbeda.

Jadi..
" Agama diberi label yang berbeda, tapi memiliki ajaran ajaran luhur yang sama".
Ada kebaikan, ada ajaran yang tepat, dari semuanya.
Jadi di Katholik. Protestan dan Islam semuanya muncul cinta kasih universal dan kebajikan.

Buddhisme, khususnya di Tzuchi , apa kita telah terus menerus menggerakan cinta kasih?
Cinta kasih dan kasih sayang adalah kasih yang besar/ great love, dan great love akan menemukan rumah dalam cinta kasih dan kasih sayang.

Jenis cinta ini akan timbul dari pikiran orang meskipun agama-agama kita memiliki nama yang berbeda , mereka semua mengajarkan prinsip yang luhur.
Kebaikan ini muncul dari pola pikir yang sama. Hanya cara yang diajarkan yang berbeda.


Jadi Buddha berkata " Dengan menembus pikiran , Sadar akan Buddha (dalam diri), dan menegakkan ajaran yang memurnikan".
Ketika mereka mendengar mereka dapat mencapai Kebuddhaan mereka penuh dengan sukacita.  Maka, saya mengajarkan mereka kendaraan besar.

Untuk berlatih di jalan Bodhisattva, tubuh dan pikiran harus berada dalam keadaan tenang dan jernih. Mereka berlatih memberikan tanpa syarat dan menegakkan ajaran yang disiplin untuk menjaga noda pikiran. Ini mengarah langsung untuk mencapai Kebuddhan.

Belajar Dharma, akan menjadi bahagia.
Sangat sulit untuk terlahir sebagai manusia, sekalipun sulit untuk dapat bertemu dengan Buddha Dharma.
Sekarang dapat menjadi manusia dan belajar Ajaran kendaraan besar. Seperti embun yang memberikan nutrisi pada batin dan penuh dengan sukacita.

Dalam 6 Alam, hanya pada alam manusia dapat belajar Dharma.  
So, we must carefully and steadily walk this path. 
Wo men yao shi shi gan en, shi shi yong xin.

Gan en.

Ringkasan oleh Yeyen di Jambi

Selasa, 15 Juli 2014

20140714: Memasuki Inti Dharma secara Mendalam

20140714: Memasuki Inti Dharma secara Mendalam - Deeply penerate the Dharma Essence - 深心入法髓

Untuk mempelajari jalan Budha, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati, lalu mempraktekkannya. Demikianlah kita menerima ajaran Budha, sehingga Dharma bisa memelihara hati kita. Saat Dharma masuk ke dalam hati, kita harus benar2 menerimanya sehingga bisa membangkitkan True Wisdom (kebijaksanaan sejati) kita.

Sekarang kita melatih diri untuk mengurangi kegelapan batin, selapis demi selapis, dan membangkitkan kebijaksanaan sejati yang tersembunyi. Untuk membangkitkannya dibutuhkan kerja keras. Jika kita tidak giat, maka sifat hakiki Budha juga tidak dapat dipraktekkan. Kita harus menggunakan ajaran Buddha untuk memelihara hati kita dan mulai giat membersihkan kegelapan batin.

Apapun Dharma yang kita dapatkan, kita harus mengikutinya dengan baik untuk membersihkan lapisan2 kegelapan batin di dalam hati kita. Dan kita harus memegang teguh ajaran Great Vehicle.

Dulu, Budha dengan sabar mengajarkan kita ttg hukum karma dan membantu kita untuk memahami bahwa hati/pikiran kita merupakan sumber penderitaan. Satu niat kegelapan batin dapat membangkitkan ketamakan, marah, dan kebodohan, konflik antar sesama, dan isi dgn org lain. Ini menimbulkan penderitaan. Budha ingin kita paham bahwa penderitaan adalah berasal dari kumpulan karma kita. Setelah paham, kita harus waspada dgn hati/pikiran kita dan melatih sila, samadhi, kebijaksanaan.
Jika sesuatu yang dpt kita lakukan untuk menolong org lain, kita harus lakukan dgn segera, dengan begitu bisa bermanfaat bagi org lain.

Kita tidak seharusnya mengotori dan membuat karma buruk. Virtuous Dharma (善法)berasal dari kebejikasanaan sejati yang mendalam, menakjubkan. Saat kita melatihnya, maka kita melatih welas asih (慈)dan belas kasih (悲). Melatih si wu liang xin (四無量心) saat berinteraksi dgn sesama adalah bagian dari ajaran Great Vehicle.

Senin, 14 Juli 2014

20140128 Pratyekabuddha merenungkan 12 Sebab dan kondisi

20140128 Pratyekabuddha merenungkan 12 Sebab dan kondisi. Solitary Realizations Contemplate Impermanence 

Kita harusnya tahu jelas apa itu enam pintu (六根门) yaitu : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Dengan membuka mata kita, kita membuka sebuah pintu kesadaran. Barang yg kita lihat, sebenarnya apa yg kita lihat? Pikiran kita timbul pikiran seperti apa? Ini disebut membuka pintu, melihat objek diluar. Dengan prinsip ini, dapatkah kita melalui pintu mata dan sekeliling kita mendapat kebijaksanaan? Atau ketika melihat kondisi luar membuat pikiran kita timbul keinginan? 

Tentu, melatih diri diharapkan kita bisa berpengertian. Apa yg kita lihat pada kondisi luar, kita harus dengan cepat untuk memahaminya. Melihat ekspresi wajah seseorang, semuanya adalah ekspresi wajah yg indah. Ketika melihat senyum, ramah, kita bersyukur bertemu dengan orang yg berjodoh. Ketika melihat wajah yg marah, juga bersyukur karena bertemu lagi dengan teman spiritual. Jika kita mampu berpengertian seperti ini, ketika setiap pintu terbuka, melalui setiap pintu yg terbuka kita berpengertian. Dengan begitu, enam pintu kita, semuanya bisa mengembangkan potensi bajik. 

Mereka yg di zaman Buddha sangat memiliki berkah bisa dengan mata sendiri langsung melihat Buddha, dengan telinga mendengar langsung ceramah dari Buddha. Hearers, Pratyekabuddha dan Bodhisattva juga orang-orang di India sangat memiliki berkah. Namun pada zaman tersebut, apakah benar mereka memiliki berkah? Apakah setiap orang mendengar Dharma, bisa menerima dan menerapkan ajaran? Sebenarnya ingin bertemu dengan Buddha, jika tidak ada jalinan jodoh yg cukup, juga tidak bisa bertemu Buddha. Dalam 6 pintu ini jg sulit untuk bertemu dengan Buddha Dharma. 

Pratyekabuddha, Hearers memiliki kebijaksanaan yg lebih tinggi dari orang biasa, mereka bisa menyadari ketidakkekalan, melihat matahari dan bulan yg terbit dan terbenam. Sepenuh hati dengan kondisi natural ini mereka bisa menyadari ketidakkekalan. 

Pratyekabuddha sungguh-sungguh menerungkan kondisi luar, sangat sepenuh hati dengan ajaran dalam kehidupan, ditambah lagi dengan mendengar Dharma Buddha, dia bisa berpengertian, perlahan-lahan mendekati kebijaksanaan Buddha. Ini tidaklah mudah, tetapi mereka hanya fokus pada diri sendiri, melindungi diri sendiri.

Di dalam agama Buddha dikatakan :tidak menjalin jodoh baik, tidak akan ada kesempatan untuk menjadi Buddha, jadi sebelum menjadi Buddha, harus terlebih dahulu menjalin jodoh baik dengan orang-orang yaitu dengan berbuat baik, membuat orang happy, menolong mahkluk hidup, menyelesaikan kesulitan orang, dengan begini barulah ada kesempatan menjadi Buddha. 

6 pintu kita, bisa memenuhi banyak potensi kebajikan, tidak peduli dari yg dilihat oleh mata, yg dikatakan oleh mulut, atau yg didengar oleh telinga, dll. Semuanya adalah pelajaran untuk pikiran dan tubuh kita. Semua dimulai dari 6 pintu. Jadi melalui 6 pintu ini, kita harus dengan sungguh sungguh mendengar ajaran, menyerap ke dalam hati dan  menerapkan ajaran. Jika tidak, walaupun hidup sezaman dengan Buddha juga tidak ada gunanya. 

Pratyekabuddha adalah mereka yg menyadari kebenaran melalui mengamati sebab dan akibat dalam lingkungan mereka. 
12 sebab dan kondisi yaitu mengamati bagaimana datang dan perginya tubuh jasmani? 
Melalui 12 sebab dan kondisi, setelah merasakan dan memahaminya, mereka mendapatkan hasil kekosongan sejati Nirvana. Ajaran Buddha yg sesungguhnya adalah memahami semuanya adalah kosong, semuanya kembali ke nol, tetapi harus tahu bahwa di dalam kekosongan ada ajaran yg menakjubkan. Pratyekabuddha belum mencapai kondisi ini, dia hanya memahami kekosongan sejati. 
Dia hanya mengerti satu bagian, tapi tidak yg kedua. Buddha memahami keduanya.
Hanya mengerti kebijaksanaan, tidak tahu menciptakan berkah, itu tidaklah cukup. 

12sebab dan kondisi, bagaimana datangnya kehidupan kita? Kita perlu untuk memahaminya. Ini adalah 3 Masa kehidupan. Kehidupan kita yg sekarang adalah hasil dari apa yg kita lakukan pada kehidupan lampau. Mahkluk hidup adalah masa lalu, sekarang dan masa depan, berputar dalam 6 alam. Jadi kita bisa punya berkah untuk melatih diri, kita harus sepenuh hati memahami bagaimana datang dan perginya kehidupan kita. 

Kebijaksanaan Pratyekabuddhas yaitu dengan sungguh-sungguh merenung bagaimana datangnya kehidupan ini, dia bisa merasakan ajaran Buddha. Jadi sebagai praktisi Buddhist selain mendengar dengan telinga, kita juga harus merenungi dengan cermat. Shi shi yao duo yong xin.

Ringkasan oleh Marisa Stephanie

Minggu, 13 Juli 2014

20140127: Hearers carry out the teaching

20140127: Hearers carry out the teaching

Ketika Buddha bermanifestasi di dunia,setiap orang dapat mendengar ajarannya secara langsung. buddha mengajarkan metode keterampilan sesuai kemampuan setiap orang Sesuai dengan kemampuannya. beliau memberikan ajaran yang provisional.beliau dengan cerdas memikirkan metode terampil

Buddha selalu menyimpan maksud sesungguhnyad. Dengan welas asih beliau  menunggu kesempatan yang tepat untuk dengan bebas mengungkapkan apa yang sesungguhnya ingin beliau ajarkan. ketika muda menjelaskan secara terperinci kemampuan apa yang dibutuhkan untuk menerimanya? 

karena kewelasasihannya, Buddha tidak pernah kehilangan harapan bahwa saat untuk mengajarkan hal tersebut akan tiba beliau mau secara universal memberikan pelajaran yang ingin ia berikan. tapi beliau harus menunggu sangat lama karena kamu pun dari makhluk hidup sudah mulai pudar. jadi dengan welas asih dan dengan sabar serta hati hati Buddha membimbing mereka. ia menunggu saat setiap orang bisa mengerti ajarannya, mengerti kebenaran dari kendaraan tunggal.

setelah budaya berpikir dalam waktu yang lama, kebenaran dan kenyataan telah dikatakan. Ini mengacu pada  "Beliau mengatakan kepada semua pendengar dan orang yang mencari pratyekabuddha vehicle. Saya akan dapat membuatk kamu melepaskan ikatan penderitaan dan mencapai nirvana."

yang terpenting yang dilakukan adalah buddha mempertinggi pemikiran dari para pendengar. Kita harus menyadari untuk mempelajari ajaran Buddha kita harus menyadari pikiran, pengetahuan, dan sudut pandang Buddha. Kita harus dapat melihat dunia yang sama. Pandangan Buddha jauh kedepan, terbuka, dan luas. Segala hal di dunia tidak ada yang Buddha tidak mengerti. Beliau juga berharapkita dapatmemiliki pandangan yang sama dengannya sehingga kita dapat mengerti semua hal.

Setiap orang harus menemukan sifat kebuddhaan dalam dirinya secepat mungkin. Kita tidak dapat hanya bergantung pada ajaran eksternal untuk mengerti Dharma. Kita harus menyadari penderitaan di dunia yang tak lepas dari karma, menyadari bagaimana sebersit pikiran dapat menciptakan karma.

Kebijaksanaan Buddha timbul darihatinyadan disebafkan lewat suaranya. Sebagaipraktisi Buddhis yang mengikuti Buddha, satu hal yang harus kita lakukan adalah menundukkan ketamakan, kemarahan, dan ketidaktahuan. Ketika kita menghadapi orang dan masalah, kita harus harus menyingkirkan sifat arogan dan angkuh.menyadari 4 kebeneran mulia serta dapat menghilangka delusi pikiran dan pandangan. Pikiran dan pandangan kita sangat kompleks. Setelah mendengar ajaran Buddha kita harus secepatnya menyesuaikan pikiran dan pandangan kita. Kita harus dapat saling mengerti. Setiap orang memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda.

Tiga tingkat kemampuan: superior(Bodhisatwa), average (solitary realizers dan pratyekabuddha), dan limited (hearers).

Hearers: sejak mereka mau mendengar, mereka harus percaya, dan kemudian mempraktikkan ajaran. Menjernihkan pikiran dan fokus pada their own awekiening. Mereka hanya fokus pada diri sendiri. Mereka bias dan terikat. Tidak ada hal yang ingin mereka lakukan selain mencapai pelatihan diri untuk menghindari samsara di enam alam. Ni yang mereka pahami. Mereka mengikuti Buddha tetapi tidak bertekad. Tahap demi tahap kemampuan kita harus bertambah. Setiap orang harus lebih bersungguh hati.

Ringkasan oleh Juliana Santy

Sabtu, 12 Juli 2014

20140711: Walking the Path According to the Dharma


20140711: Walking the Path According to the Dharma

Ini adalah rangkuman sharing pada saat Xun Fa Xiang di Aula Jing Si pada hari Sabtu, 12 Juli 2014. 

Stephen Ang Shixong

Miskin dan kaya bedanya dimana? Kalau susah dan miskin seperti tidak ada harapan lalu tidak bisa menghindar dari keadaan kondisi kehidupan, Di Tzu Chi saya cukup merasa ada perubahan yaitu berpuas diri. Kalau lihat orang punya mobil bagus, pingin dalam hati. Kalau lihat rumah yang besar dan mewah, lebih pingin lagi, siapa yang ga mau, tapi kalau kita memaksakan diri kita berpikir ke arah situ bukan berarti diri kita tidak berusaha, istilahnya malas, tapi kita terlalu menginginkan, hal itu yang membuat kita semakin risau, akhirnya kita juga melekat dan timbul noda batin. JIka kita bisa perbuas diri, dengan kita terjun ke masyarakat, kita melihat penderitaan, akhirnya lama-kelamaan saya merasa yaah, inilah hidup, kenapa kita banyak perhitungan, A, B, dan C, kita lihat saja diri kita sendiri, seberapa banyak kita sudah bersumbangsih di masyarakat hingga timbul rasa berpuas diri. Berpuas diri maka bisa memiliki rasa syukur.

Kalau kita bisa memahami fenomena tak berkondisi, itu berarti kita tidak ada lag… netral, tenang, jadi kita tidak perlu ada risau maupun beban. Seperti contoh di afrika, kita sudah sulit, susah, memang begini, tidak bisa berubah lagi, tapi di afrika mereka merubah pemikiran mereka, walaupun mereka tidak memiliki kekayaan secara materi, tapi mereka memiliki kekayaan secara batin. Mereka dengan memberikan bantuan dan pendampingan kepada sesamanya, dengan sama-sama mendapatkan kebahagian maka kita juga mendapat kekayaan. Jadi kekakayaan itu tidak melulu harus materi. 

Selama perjalanan di Tzu Chi saya merasakan hal itu, dan itulah yang merupakan kebahagiaan sejati yang bisa bertahan selamanya di batin kita. Bukan seperti kekayaan materi yang timbul dan tenggelam. 

Hendry Shixiong

Kalaupun kita punya, itu kan tidak kekal materi.  Bersumbangsih di Tzu Chi tapi happynya ga hilang-hilang itu yang namanya wei fa. Sebenarnya sesuatu yang kita miliki, karena dia tidak bisa hilang. Tidak berkondisi ini kalau ditanya apa sih? Ya seperti itu, ketika kita bersumbangsih, kita bersumbangsih adalah yang bermateri (ada) tapi yang kita dapat, sesuatu yang kita rasakan itu adalah sesuatu yang tidak pernah habis, ini adalah, wei fa. 

20140123 Faith in the Buddha‘s Way 學佛當生正信力

20140123 Faith in the Buddha‘s Way 學佛當生正信力

Keyakinan ada keyakinan kecil, keyakinan besar, ada yang kuat, ada yang lemah.Apa yang disebut dengan keyakinan lemah(dangkal) itu? dan bagaimana pula dengan keyakinan yang kuat(dalam) itu? Jika kita slalu mengikuti kondisi luar(隨喜結緣), maka kita tidak akan bisa mempunyai keyakinan yg teguh. spt contoh, ketika ada orang mengatakan " kita harus banyak menjalin jodoh baik", lalu ada yg menjawab " ho la (baiklah) saya akan menjalin jodoh baik" karena beranggapan dengan menjalin jodoh baik maka akan mendapatkan buah yang baik(membawa berkah), maka dia pun melakukannya tanpa sesungguhnya memahami bahwa kenapa harus menjalin jodoh baik-結緣, tipe seperti ini disebut "隨喜結緣-Suí xǐ jiéyuán-practice based on external conditions". Tipe manusia spt ini tidak mempunyai keteguhan hati, bkn krn ingin mencari keyakinan dalam ajaran Buddha namun hanya sekedar mencari berkah/pahala. tipe spt ini juga mudah untuk berikrar namun sulit untuk mempertahankan ikrar.

Bagaimana yang disebut dengan Keyakinan Benar - True Faith-正的信心?

Dalam 37 Faktor Pendukung Pencerahan ada 5 akar dan kekuatan . Harus mempunyai 5akar& kekuaran baru bisa mempunyai keuakinan yang teguh. 1. 五力之一:信力信根增長 破諸邪信者Kekuatan keyakinan yang juga merupakan akar keyakinan, keyakinan berkembang/tumbuh dengan sendirinya akan menghilangkan semua keyakinan yang menyimpang. Keyakinan kita tidaklah boleh karena mengharapkan adanya pahala.功德-Gōng dé. 功德是內自修 外 禮讓(merits dan virtues are cultivated inwardly dan practiced outwardly - Pahala itu berarti kedalam melatih diri, keluar bertoleransi--> ga pande translate ke bahasa indo, mohon koreksi.Kita harus mempraktekkan sampai di dalam hati itu ada keteguhan dan mempraktekkan dng tindakan nyata, ini baru dinamakan 功德-Gōng dé. Kita harus menjadi seperti Buddha yang bisa melihat segala sesuatu apa adanya dan bisa menembus kebenaran.Tidak hanya pikiran kita yg terbuka, harus juga memahami kebenaran yg sesungguhnya terhadap segala sesuatu di alam semesta ini, semua ini sangat mengandalkan "keyakinan" terhadap Buddha Dharma. Yakin terhadap apa yang Buddha ajarkan, arah yang dibimbing oleh Buddha dan mengikuti-Nya, oleh sebab itu kekuatan keyakinan bisa menguatkan akar keyakinan kita. Karena mempunyai kekuatan, maka kekuatan itu akan menjadikan kita untuk giat maju. Dengan akar keyakinan yg kuat bisa menghilangkan keyakinan yang menyimpang. Yang paling dikhawatirkan adalah keyakinan yang menyimpang, apa yg dikatakan orang, kita melakukan tanpa memahami itu benar atau salah. jika benar dan salah tidak bisa dibedakan makan keyakinan akan gampang menyimpang.

2. 五力之二:精進力 精進根增長 能破身之懈怠者kekuatan semangat, akar semangat tumbuh akan menghilangkan semua kemalasan. Selain mempunyai keyakinan kita harus lebih semangat untuk giat maju, jadi tidak hanya sekedar mengatakan yakin pada Buddha. keyakinan yg kita miliki apakah sudah mempunyai pengetahuan dan pandangan benar? jika sudah mempunyai pengetahuan dan pandangan benar, maka kita harus lebih giat untuk maju lagi, tidak bole hanya diam di tempat. Jika kita mengaatakan kita yakin, namun kita tidak mau untuk melangkah maju untuk belajar kebenaran ajaran Buddha dan kebijaksanaan Buddha, maka juga tidak ada powernya. oleh sebab itu kita harus giat. Pada dasarnya untuk melangkah langkah pertama memang sulit. namun ketika kita sudah melangkahkan langkah pertama, maka "福慧"-Fu Hui- Berkah dan Kebijaksanaan Buddha(兩足尊) bagaikan dua kaki seorang manusia. Kita tidak peduli seberapa jauh perjalanan yang harus ditempuh, kita tetap saja harus mengambil langkah pertama. Tidak peduli apakah langkah pertama dimulai dengan pintu kebajikan ataupun langkah pertama diawali dengan ajaran Buddha. Memulai dengan ajaran Buddha itu disebut kebijaksanaan. memulai dengan pintu kebajikan disebut menanam berkah. Dalam berjalan ajaran Buddha, kita tidak terlepas dari hal duniawi, kta masih menanam berkah bagi masyarakat,oleh sebab itu berkah dan kebijaksanaan itu harus dijalankan berbarengan. jika akar dari semangat ini bertambah maka akan menghilangkan kemalasan. Orang yang giat tidak takut susah, sedangkan orang malas paling takut susah, taku dingin, panas,takut kondisi badan menanggung beban berat, takut memikul tanggung jawab, Jika kita ingin maju kita harus mengatasi rintangan2 ini. Badan 身 dan 心 pikiran harus benar2 giat maju mengejar(belajar) ajaran Buddha.

Jumat, 11 Juli 2014

20140710 Mengajarkan Wondrous Path kepada Murid Buddha

20140710 Mengajarkan Wondrous Path kepada Murid Buddha

Dunia dan org org serta masalah di dalamnya adalah concern dari bohisattva. ketika hati dan dharma menjadi satu, maka kita berada di jalan bodhi. dengan hati buddha dan wondrous dharma, kita memiliki cinta kasig universal. 

Di dunia ini semua org semua lingkungan dan semua makhluk hidup merupakan concern dr bodhisattva. Kita belajar dharma dengan tujuan agar kita juga dapat membuat hati buddha menjadi hati kita. Setiap hari kita selalu diingatkan bahwa manusia memiliki sifat hakiki kebuddhaan dimana hati buddha dan makhluk hidup tiada berbeda. oleh karena itu semuanya terlahir di dunia  dan semua makhluk tidak terlepas dari apa yang trrjadi di dunia ini. jadi ketika kita belajar dharma kita harus mngerti permasalahan dunia dan kita juga harus mengerti prinsip dari ajaran buddha dalam mencapai penerangan. karna kita mendengar ajaran buddha maka kita dapat disebut sebagai bodhisattva dimana disebut sebagai murid buddha karna kita mempelajari ajaran buddha dan menggunakan air dharma untuk membasuh hati kita dan menutrisi kebijaksanaan kita dengan harapan agar dapat terus berkembang. Master berharap ketika kebijaksanaan berkembang dg  sifat hakiki murni kita dapat menjadi satu, dg begitu selamanya kita tidak akan non-arising(tidak-timbul) dan non-ceasing(tidak-lenyap). inilah yang disebut kebebasan. 
Orang" yg ingin melatih diri terlebih dahulu mengerti penderitaan di dunia bahwa mnusia mendatangkan penderitaan. Karenanya kita memcari dharma untuk dapat menemukan jlan menuju kebebasan dari penderitaan yang tidak dapat kita kontrol seperti penderitaan di 6 alam kelahiran. Jadi jika kita mempelajari ajaran buddha dengan tujuan meninggalkan 6 alam kelahiran maka kita harus sampai ke tahap non-arising & non-ceasing (kembali ke hakiki murni).
Keadaan murni berarti sifat asli yang ada didalam diri kita. Tetapi karna perputaran 6 alam kelahiran dimama kita selalu terpengaruh oleh dunia, jaman, ruang, lingkungan, dkk, kita terus diliputi kekotoran yang membuat kita menjadi makhluk awam.
Jadi untuk dapat meninggalan title makhluk awam dan mencapai kebuddhaan kita harus berjalan di jalan dharma.
Melatih diri haus bersungguh hati, jika tidak saat mendengar dharma maka akan segera kita lupakan, jd apa gunanya? bagaimana bisa berlatih jika dilupakan? ketika tidak mngenal prinsipnya bagaimana bisa berlatih?
sama halnya ketika kita tidak mengenal jalan, bagaimana kita akan tahu arah tujuan yang ingin kita tuju, ketika ga tau kita harus tanya jalan. seperti ketika mendengar dharma, jika kemampuan kita lebih tajam dan mendengar dengan sungguh hati maka kita akan segera menangkap artinya, tetapi ketika tidak mengerti kita harus mengandalkan saudara sedharma sehingga dapat berjalan bersama ke jalan yg ingin kita tuju.
Kita harus besungguh hati dalam mempelajari ajaran dharma dan mngerti untuk dapat melatih diri. seperti kata org tzu chi "dalam hati ada buddha, dalam perbuatan ada dharma"
ketika belajar dharma dan masuk ke hati dan dharma menjadi satu dg hati.
Masalah di dunia begitu bnyak, maka buddha mengajarkan dg prinsip dan menuntuk dg dharma. 
Buddha menggunakan persamaan dalam menjelaskan penderitaan manusia dan menggunakan ungkapan untuk mengajarkan dharma sehingga kita dapat mengerti bahwa ketika tubuh kita menderita akibat sakit maka kita harus mencari dokter dan dokter harus terus mengembangkan serta nerinovasi mencari berbagai cara untuk mengurangi penderitaan manusia akibat penyakit. 
Master berkata jaman sudah berubah, tetapi dharma tidak pernah berubah. Dharma yang tidak berubah harus beradaptasi dengan dunia yang selalu berubah maka dharma sangat dibutuhkan di dunia jadi sebagai murid buddha kita harus shi shi duo yong xin.

Gan en :)
Have a nice day ;)

Ringkasan oleh Huang Mei Bin di Pekanbaru

Kamis, 10 Juli 2014

20140709- Lentur, Hati yang Murni, dan Jernih

20140709- Lentur, Hati yang Murni, dan Jernih


Sebagai murid Buddha, kita harus giat dan menjaga kemurnian hati kita. Karena kita adalah makhluk yang belum tercerahkan, menyimpang sedikit saja bisa membuat kita terus menerus melakukan kesalahan hingga akhirnya melenceng jauh. Karena itu, kita harus menjaga kemurnian pikiran kita.


Caranya adalah dengan terus menyerap Dharma dan menggunakannya untuk membersihkan pikiran kita. Selain itu, penting untuk mempraktekkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Dengannya, secara otomatis kita bisa menjadi orang yang lentur.

Sebagai murid Buddha, kita perlu berhati murni dan lentur, memberi tanpa pamrih dengan cinta kasih universal, mengubah penderitaan dan membangun kebahagiaan. Tidak tega melihat makhluk lain menderita, karenanya mendampingi yang tua dan yang sakit, yang cacat, para janda, dan anak muda.


9 Tingkatan Ajaran dibabarkan oleh Buddha agar kita dengan berbagai kemampuan penyerapan yang berbeda dapat memahami. Tujuannya adalah agar Buddha dapat membawa kita semua dalam Satu Kendaraan Besar. 

Master berkata bahwa yang dimaksud dengan hati yang murni adalah hati yang giat mendalami Dharma, tidak sedikit pun tergoyahkan oleh masalah antarmanusia. Apakah kita sudah mencapai kemurnian hati yang seperti itu? Bahkan dengan seluruh kekuatan spiritualnya, Buddha tidak dapat serta merta menciptakan hakikat Tathagata lain di dalam diri kita atau mengambil kekotoran batin kita dan membersihkannya dengan tangannya. Namun, apabila kita sungguh-sungguh menyadari bahwa di dalam diri kita ada hakekat keBuddhaan, hakekat alami kita yang sejati akan muncul.

Kebijaksanaan alami tidak bisa diberikan oleh orang lain kepada kita. Hanya dengan bergiat diri maka kita baru dapat memperolehnya. Kita memiliki kekotoran batin dan untuk menghapusnya, kita harus belajar bersikap welas asih terhadap orang lain. Dengan demikian, ini menunjukkan kita telah meresapkan Dharma ke dalam hati.

Rabu, 09 Juli 2014

20140708-sesuai dengan pengajaran 9 divisi


20140708-sesuai dengan pengajaran 9 divisi. 

Buddha dtg ke dunia dgn tujuan mengajar kita bagaimana memelihara pikiran yg tenang. Buddha memberikan pengajaran sementara kepada makhluk hidup dikarenakan bergantung pd wkt dan kemampuan makhluk hidup keduanya harus cocok. Pengajaran sementara ini adl pengajaran 9 divisi. Pengajaran 9 divisi adl sutra,gatha,kehidupan lalu muridnya,kehidupan lalu Buddha dan hal lainnya. Buddha dpt berbicara mengenai sebab dan kondisi,analogi bersama-sama geyas dan upadesa teks. Sebenarnya di tripitaka ada 12 divisi tapi Buddha merasa kemampuan makhluk hidup msh belum sempurna. Sisanya 3 divisi itu adl apava(ajaran luas dan meluap-luap),vyakarana(ramalan kebuddhaan),udana(pengajaran dgn sukarela tanpa bertanya). 9 divisi merupakan pengajaran sementara yg luar biasa dgn pengajaran sementara ini Buddha memandu kita ke kendaraan besar. Pengajaran ini sebenarnya sangat luar biasa,dalam dan tdk dpt dilupakan. Master menggunakan cerita mengenai badai yg menyapu Myanmar pd thn 2008. Menurut laporan bencana ini menelan kerugian yg besar. Byk negara besar mendonasikan berlimpah limpah jumlah barang utk bantuan darurat disana. Myanmar memang membutuhkannya tetapi mrk jg berpikir apa motivasi dr negara tsb mengingat masalah politik disana. Sehingga pemerintah Myanmar lbh memilih membiarkan korban bencana bekerja keras sndri untuk bangkit kembali. Tzu chi jg dtg ke Myanmar. Tzu chi membantu tanpa ada motif memberikan bantuan darurat,memperhatikan mereka via kontak,dgn relawan disana sehingga pemerintah melihat ketulusan Tzu chi dan mengundang Tzu chi utk masuk ke sana dan menolong mereka. Tzu chi pun melaksanakan proyek harapan disana dgn merekonstruksi 3 sekolahan disana dibawah kondisi yg sulit. Sekolah tsb terekonstruksi dgn baik sehingga mentri pendidikan Myanmar pergi ke Taiwan sbg bentuk terima kasihnya. Tzu chi jg membangun sd dan,sekolah menengah membangun sekolah yg kokoh tahan sampai ribuan thn. Jalinan jodoh di myanmar ini juga krn karma.

Sama jg spt Buddha memberi pengajaran jg bergantung pd karma dan jalinan jodohnya. Semua makhluk memiliki kebijaksanaan tathagata ini yg ingin Buddha sharingkan kepada kita tetapi selama mengamati kemampuan makhluk hidup tidaklah mudah dan Buddha menunggu waktu yg tepat. Saat waktunya tiba Buddha tdk dpt menunggu lama sehingga memutuskan mengajarkan Dharma"great vehicle"(kendaraan besar). Buddha sebenarnya telah menyelenggarakan bermacam-macam pengajaran yg cocok dlm jangka wkt yg lama. Tapi krn jalinan jodoh telah matang Buddha mengajarkan Dharma sutra lotus yg menakjubkan. Sutra lotus dpt membersihkan ketidaktahuan dan penderitaan manusia. Pengajaran 9 divisi ini sangat penting dlm sutra buddist Dharma tdklah besar/terbatas. Jika kita memiliki kemampuan yg besar,kita akan mendengar dan dgn instan menyadarinya,kita dpt mengerti jika kemampuan kita tumpul. Ketika Buddha ingin mewariskannya tdk ada murid yg mau mengambil tanggung jawab ini. Tujuan Buddha adalah memimpin menuju "Great vehicle"

Master jg menjelaskan di tzu chi ada 10 sila dan 10 benih baik. Sebenarnya 10 sila ini dpt menjadi kendaraan besar menuju pencerahan. Tidak peduli seberapa kaya kita di dunia ini itu semua tidak akan terlihat hanya Dharma yg tersisa selamanya di hati kita. Ini adalah mencapai keuntungan besar "attaining great benefit". Setelah menerima Dharma didlm hati kita hrs menjaganya dan tdk membiarkan keluar dr hati kita. So please be mindful

Sebenarnya sanubari teduh kali ini sy tdk begitu mengerti krn memang kemampuan sy yg standar tp inti yg sy dpt setiap hal itu bila jalinan jodoh sudah matang barulah bisa tercapai. Spt halnya membuat intisari ini bnr2 perjuangan mulai dr videonya ketinggalan,lalu segera ke mall cari wifi eh belum buka lalu dpt cafe yg buka tp wifi nga bs dipake sampe ke cafe yg berhsl download tp error stlh 3mnt baru berhsl pas di susien jam 3an. Lalu dgn kemampuan yg standar jd memahami jg standar. Itu semua karena jalinan jodoh dan karma masa lalu yg msh kurang jadi kyk gini deh
Meski tdk dpt dijelaskan secara logika

Jadi hal yg dpt dipetik disini semua hal yg terjadi skrg ini adalah akibat karma masa lalu dan jalinan jodoh yg lalu.

Ringkasan oleh Feranika Husodo

Selasa, 08 Juli 2014

20140707 Waktunya untuk mengajarkan "great vehicle"

 20140707 Waktunya untuk mengajarkan "great vehicle"

Kita harus menggenggam setiap momen dan mempertahankannya untuk selamanya. Setiap momen adalah ibarat sekarang untuk saat itu. Kita juga harus mengambil peluang dari setiap saat dan detik.  Oleh karena itu "kita harus giat dan tidak membiarkan setiap kesempatan lewat" begitu saja.

Ada pepatah bilang waktu tidak bisa dibeli dengan uang. Jadi kita tidak boleh membiarkan bahkan the smallest increment dari ruang atau waktu disia siakan. Baik itu ruang atau waktu, kita harus menggenggamnya setiap detiknya.

Jika kita tidak dapat menggenggam pikiran kita di momen itu dan mempertahankannya selalu, maka kita selamanya hanya akan menjadi orang biasa dan tidak tercerahkan. Kemampuan kita akan semakin tumpul dan kita tidak akan pernah memahami fenomena alam.

Setiap momen adalah sangat berharga. Setiap momen saat ini adalah penuh dengan dharma yang menakjubkan. Sama seperti waktu, ruang, orang, objek dan kondisi.

Tetapi kenapa buddha hrs menunggu 40 tahun  [baru mengajarkan], apa problemnya?
Bukan  Buddha problemnya, melainkan kita orang awam penyebabnya. BUDDHA ingin sharing tentang bagaimana Ia bisa tercerahkan, tapi sayang makhluk hidup belum dapat memahami hal tersebut.

"Sekarang adalah waktu yang tepat" kalimat ini tertera di dalam sutra. Jadi "this present moment is the right time" berarti bisa karena jalinan karma dan waktunya telah matang.

Ada cerita tentang Buddha yang sedang berjalan dan melihat gembala kecil menggembalakan ternaknya. Buddha pun tersenyum dan menggelengkan kepalaNya.
Melihat itu, ANanda pun bertanya pada Buddha mengapa Ia tersenyum.

Buddha pun menjawab," ya, karena hukum sebab akibat kehidupan".
Lihatlah, karena ternak kerbau butuh air untuk minum dan rumput untuk makan.Gembala kecil pun bawa ternak keluar makan, setelah ternak kenyang dibawa pulang. Ketika saya lihat ternak pulang dengan kondisi kenyang. Saya merasakan perasaan yang sedih, jadi Saya menggeleng kepala Saya dengan penuh sedih.

Saya hanya tersenyum melihat kebodohan makhluk hidup. Bukankah setelah ternak kenyang dan menjadi gemuk, ternak akan dijual lalu dijagal.

Melihat ternak kerbau tsb, Saya seperti melihat manusia. Mereka setip hari tidak sadar jika kematian kian hari semakin mendekat. Jadi Saya berpikir, betapa sedihnya hidup di alam manusia.

Melalui perumpamaan ini Buddha mengajarkan Ananda tentang kebodohan manusia dan binatang serta ketidakkekalan.

Waktu tidak menunggu siapapun. Ketika Buddha sudah tua, Ia memanfaatkan setiap momen untuj membabarkan dharma "great vehicle".
Dharma Buddha telah berlangsung selama lbh dari 2000 tahun hingga saat ini.

Sebelum [mendengar ajaran ini] kita harus mempersiapkan diri dengan sepenuh hati.
Seberapa baik kita menerima dharma tergantung pada apakah kita selalu bersungguh hati.

Sharing saya adalah master bilang di jaman buddha, beliau butuh 40 tahun untun br dapat membabarkan "great vehicle".
Kalau kita kilas balik ,(sepengetahuan saya ya) bukankah tzu chi jg demikian, master butuh masa 40 tahun baru bisa membabarkan dharma.

Jadi kalau master bilang, jika telah mendengar dharma tersebut maka kita harus review lagi kondisi apa yang sama seperti di masa buddha.

Saya rasa master ingin bilang jika kondisi sekarang tidak berbeda jauh dengan masa buddha hidup. Itu semua bergantung pada hati kita apakah mau sepenuh hati mendengar atau hanya "mendengar" saja.

Ringkasan oleh Teddy Lianto

Senin, 07 Juli 2014

20140124 Beresonansi dengan Pengetahuan dan Pandangan Buddha

20140124 Beresonansi dengan Pengetahuan dan Pandangan Buddha

Dengan Dharma, kita mengeliminasi khayalan dan ilusi.
Menjadi seseorang Buddhist, bukan hanya sebuah status, tetapi itu adalah sesuatu yang harus dipraktekkan sepenuh hati.
Untuk mempelajari kebenaran yang diketahui Buddha, kita harus bersungguh-sungguh.

Setelah mendengar dharma, kita perlu berwaspada setiap hari dan menghindari godaan untuk menyimpang dari sekitar kita.
Setelah mendengar dharma, kalau kita masih tergoda karena fenomena luar, kita telah terdelusi. Maka dari itu, kita harus mengeliminasi khayalan dan membatasi diri sendiri dari godaan sekitar.

Mungkin ketika kita mendengar sesuatu yang tidak baik, kita akan menciptakan penderitaan dan ketika kita menghadapi situasi yang bisa dimengerti, kita akan berpikiran diskursif. Ini tidak boleh terjadi. Kita harus menjaga pikiran kita. Dengan ini kia bisa mengeliminasi khayalan dan ilusi.

Bddha mengajarkan dengan cara mencocokkan setiap kemampuan. Tetapi pada akhirnya, Dia juga harus menceritakan "Three Vehicle" untuk membabarkan ajaran sesungguhnya. Semua Buddha menjalankan hal yang sama.

"Three Vehicle" adalah hearers, solitary realizers dan Bodhisattvas. Ajaran ini adalah metode terampil.

Buddha sudah berkata kepada kita, ajaran Sutra Lotus yang dibabarkan Dia adalah ajaran "Three Vehicle".
Setiap Buddha hadir di dunia ini, Dia melihat makhluk hidup "tersesat". Dengan ini mereka disebut belum tercerahkan.
Makhluk-makhluk tersebut tidak bisa paham hanya dengan cara mendengarkan orang lain sehingga Buddha secara bertahap men-setir kita ke arah yang benar. Dan kalau kita terus menlangkah ke depan, kita akan dengan alami mencapai keBuddha-an.

Ajaran "Three Vehicle" di masa lalu diberikan karena orang-orang memiliki berbagai kemampuan. Sekarang, Dia sevara bertahap mengajari kita mengesampingkan ajaran lalu dan dengan sepenuh hati mengejar tujuan yang sama.

Tidak peduli kita datang dari mana, kita harus cepat fokus di tujuan yang sama untuk berjalan ke arah pencerahan Buddha.
Walaupun seberapa banyak ajaran yang diajarkan kepada kita, ini sesungguhnya tergantung kepada kita dalam mempraktekkannya. Setelah mendengarkan dharma, apakah kita selalu merenungkannya? Kita harus benar-benar berpikir sebenarnya apa yang ingin diajarkan Buddha terhadap kita? Apa yang Buddha ingin kita pahami? Ini yang harus kita lakukan terus menerus.

Sesungguhnya ajaran Buddha adalah kebenaran hakiki yang murni. Dia hanya ingin menyampaikan 1 hal untuk mengingatkan kita bahwa di dalqm hati kita pada hakikatnya memiliki sifat Buddha.

Dia berharap kita bisa mengesampingkan kesalahan masa lalu dan dengan segera berjalan ke jalan yang benar. Dengan gigih berjalan ke arah tersebut untuk menjadi selaras dengan pengetahuan dan pandangan Buddha. Dengan demikian kita bisa menerima ajaran yang benar. Maka itu ketika mempelajari ajaran Buddha, kita harus sepenuh hati.

Sabtu, 05 Juli 2014

20140704 When potential and conditions mature

20140704 When potential and conditions mature

Waktu Terus berlalu, jd kitd harus dapat menggenggam setiap Detik-nya. Sepertinya Master mengulangi kalimat ini sehari-hari. Kita menjalani hidup kita setiap hari, kita tidak bisa melarikan diri dari setiap menit dan detik, segala sesuatu yang kita lakukan terakumulasi dari waktu ke waktu. Jadi, kita harus memanfaatkan setiap detik. "Waktu membuat segala sesuatu menjadi mungkin". 
Terkadang meskipun kita sering mendengar dan sering mengulangi Dharma, tapi sangat mudah juga untuk melupakan Dharma karena setiap saat berlalu. Demikian, ketika Sang Buddha datang ke dunia untuk satu penyebab yang besar, dari lahir sampai 修行 (latihan spiritual) 成佛 (mencapai Kebuddhaan) 说法 (untuk membabarkan Dharma) - setiap langkah dari proses ini, yang terjadi dengan berlalunya waktu, satu harapannya adalah untuk makhluk hidup untuk menjadi sama dengan Buddha. Ini adalah janji dan harapan bagi semua makhluk hidup oleh Sang Buddha. 
Pikiran ini tidak pernah meninggalkan pikiran-Nya. Jadi, kita harus tahu bahwa pikiran Buddha dan makhluk hidup mengandung kebijaksanaan yang universal yang sama. Namun tidak satupun dari kita telah benar-benar memahami hal ini. Sang Buddha selalu ingin berbagi dengan kita dan menunggu kesempatan yang tepat. Master dan kita memiliki hikmat yang sama seperti Buddha, mengapa Buddha menunggu (untuk mengajar kita)? Buddha sedang menunggu orang-orang yang benar-benar bisa memahami Dharma dalam pikiran-Nya, pengetahuan (知), pandangan (见) dan pemahaman (解) yang Buddha telah capai.

Sang Buddha mengajarkan disesuaikan dgn orang (people), tempat (place), waktu (time) dan kesempatan (opportunity). Ketika kondisi sudah matang, sekarang saatnya bagi-Nya untuk mengajarkan Dharma yang menakjubkan bagi orang-orang untuk mencapai kebijaksanaan Buddha. Dengan latihan dan keyakinan, kita bisa mencapai Kebuddhaan. 
Sang Buddha berharap banyak tersebar Dharma bagi masyarakat untuk memahami, sehingga Buddha menunggu bagi org yang menerima dan memahaminya. Tapi, waktunya juga harus tepat. Karena sebuah kelompok besar orang, memiliki kemampuan yg berbeda-beda, Apakah mereka semua bisa menerima ajaran? Dia sedang menunggu waktu yang tepat. Selain waktu, harus ada tempat. Berapa banyak orang yang bisa sampai sana? Jadi, Master sering memberitahu semua orang bahwa menjelaskan hal tertentu membutuhkan orang yang tepat, waktu dan tempat, konvergensi penyebab dan kondisi ini. Jadi, bagi Buddha untuk membabarkan Dharma dan mencapai satu penyebab Nya yang besar benar-benar tidak mudah. Jadi perlu tunggu kondisi matang, dan sudah waktunya Buddha akan mengajarkan Dharma yang menakjubkan. Oleh karena itu, kita perlu adanya keyakinan (信) dan praktek (行). Keyakinan kita harus luas dan sangat dalam, akar keyakinan kita harus ditanam dalam-dalam. Akar harus mendalam dan luas untuk menjadi kuat. Kita juga harus memperkuat keyakinan kita, memperkuat ikrar kita. Harus dari aspirasi besar (发 大 心) dan ikrar besar (立 宏愿). Jika akar keyakinan kita tidak terlalu dalam, sangat luas atau sangat kuat, maka kita tidak bisa. Jadi, Sang Buddha, Dharma dibangun berdasarkan keyakinan dan perbuatan kita. Tidak hanya kita harus memiliki keyakinan di dalamnya, kita juga harus mempraktikkannya. Kita harus menjaga Buddha dalam pikiran kita (佛 在 心中), Dharma dalam tindakan kita (法 在行 中) dan Samadhi dalam praktek Dharma. Kita sudah tahu bahwa Sang Buddha dalam pikiran kita, kita secara intrinsik memiliki-nya dengan mendalam dan kebijaksanaan menakjubkan.

Jumat, 04 Juli 2014

Menunggu Kesempatan untuk Membabarkan Kebijaksanaan Buddha

Menunggu Kesempatan untuk Membabarkan Kebijaksanaan Buddha

Dalam mempelajari ajaran Buddha harus tekun dan bersemangat.
Kita harus terus melangkah maju.
Kita tahu waktu tidak menunggu, maka kita harus menghargai waktu bagai emas.
Kita sering mendengar ungkapan "Siapa yang minum air, dia yang tahu
air itu panas atau dingin."
Kondisi batin setelah melatih diri, hanya bisa dirasakan oleh
masing-masing orang.
Orang lain tidak dapat mengetahui isi batin kita.
Ajaran yang kita dengar kemarin, orang yang kita temui, dan masalah
yang kita hadapi,
apakah membuat  kita senang atau tidak, hanya diri sendiri yang tahu.
Saat berpikir, kita pasti akan bermain dengan rupa.
Saat memikirkan seseorang, rupa orang itu pasti akan terbayang di pikiran kita.
Ini yang disebut "berpikir".
Saat kita memikirkan rupa orang itu, apakah ia membuat kita senang?
Ini yang disebut "merenungkan".
Kita mengolah dan memasukkan sesuatu pada ladang batin kita.
Inilah yang disebut "pemikiran".
Saat kita memikirkan dan merenungkan hal yang kita temui kemarin,
apakah senang atau tidak, di dalam batin kita terbayang rupa.
Inilah yang disebut fenomena (Dharma) berkondisi.
Saat mendengar Dharma, apakah kita dengar dengan sepenuh hati?
Adakah kita memasukkan Dharma ini ke dalam ladang batin kita?
Kita harus bertanya pada diri kita sendiri.
Kita yang paling jelas akan kondisi batin kita.
Sama seperti saat mencabuti rumput di taman, apakah kita tahu jenis
rumput apa yang kita cabuti?
Jika kita tidak tahu, ini bagaikan kegelapan batin kita,
kita tidak tahu dari mana sumbernya.
Karena itu dikatakan, "bertani sama dengan bermeditasi", "hati sama
dengan Buddha", "Buddha sama dengan Dharma".
Apakah kita mampu mengenali kondisi batin kita, semua bergantung pada ketekunan kita.

20140701


Apakah kita mengerti tentang ajaran tertinggi? Ketika kita mengerti ajaran tertinggi, pikiran kita akan tenang dafn dapat menguasainya. Setelah kita mengetahui ajaran tertinggi, dapatkan kita mendoakan yang sama utk semua makhluk?  Kita mempunyai pengertian ttg ajaran tertinggi, tetapi apakah untuk semua makhluk? Untuk orang lain? Apakah mereka mengerti tentang prinsip Buddha?
Di kehidupan ini banyak penderitaan, tetapi itu bukan karena kekurangan materi. Pada zaman sekarang, banyak perdagangan dan pabrik, untuk mendapatkan pekerjaan adalah tidak sulit. Kemudian darimana penderitaan itu datang? Manusia tidak kekurangan materi, tetapi kurang akan kebijaksanaan. Manusia jaman sekarang hanya mempunyai kepintaran duniawi, mereka kekurangan kebijaksanaan untuk mengerti seutuhnya tentang kebenaran. Jadi, kita harus dari aspirasi “semoga saya dan semua makhluk mengerti seutuhnya tentang kebenaran” Seperti kita membaca tiga perlindungan. Ini adalah ikrar pertama dan aspirasi. Ini menjadi misi kita. Oleh karena itu, kita harus menanamkan 3 ikrar dari 3 perlindungan dalam tindakan. 
“Saya berlindung kepada Dharma. Smoga saya dan semua makhluk mempunyai lautan kebijaksanaan”. Kita harus membangun kebijaksanaan kita dan berikrar “semoga saya dan semua makhluk dapat membimbing tanpa banyak halangan”. Disamping membangun, kebijaksanaan untuk mengerti prinsip kita, kita harus aspirasi kepada penyebaran Buddha dharma di seluruh dunia. Jadi setiap orang dapat memasuki jalan bodhi dan memahami keindahan dan prinsip. Kita juga harus sepenuh hati memasuki trisuri sutra dan kembali ke hakikat dasar kita akan kebenaran. Ini adalah apa yang kita semua harus berusaha untuk lakukan. Kita harus memupuk diri untuk membangunkan orang lain. Jika kita tidak bekerja keras, bagaimana kita dapat mengungakan dharma untuk membangunkan mereka?. Jadi, kita harus berikrar “semoga saya dan semua makhluk, mengerti ajaran tathagata” dengan mindset ini, kita dapat berikrar untuk membantu semua makhluk.

kita ingin menjernihkan pikiran kita dan semua makhluk hidup, kita selalu bercita-cita dan berikrar utk memperluas ajaran buddha. utk itu kita hrs belajar bagaimana melenyapkan penderitaan. 

Buddha dtg ke dunia karena 1 alasan, Buddha dengan sabar menghadapi berbagai banyak makhluk dgn kapasitas tertentu. ada yg makhluk yg masih diliputi noda batin, keserakahan, kebodohan dan kebencian. tetapi Buddha dengan welas asihnya menggunakan metode trampil (kendaraan kecil) utk membimbing mereka, tetapi mereka berhenti utk belajar dan melekat pada kendaraan kecil dan tidak peduli dengan sutra lotus.

penderitaan tercipta dr pikiran, ada banyak kekacauan yg terjadi di dunia ini, tak hanya ketidakselarasan unsur alam tetapi jg ketidakselarasan pikiran manusia. penderitaan di dunia ini berkembang dr kebencian, kebodohan dan ketamakan. Keinginan manusia terus bertambah, ketidakpuasan pun muncul ketika keinginan tidak tercapai. ketika tidak tercapainya keinginan, akan menimbulkan penderitaan. ketika timbul penderitaan, kita dapat menimbulkan permasalahan bagi diri sendiri dan orang lain. kita harus sadar akan ketidakkekalan di hidup ini. semua akan tua, sakit dan meninggal.

di era skg, semua seperti permainan, semua org memainkan peran masing2, kekejaman dan kejahatan terjadi begitu saja, tidak ada moralitas di jaman modern ini. utk itu Buddha membabarkan kendaraan kecil utk berbicara mengenai nirvana. Buddha ingin memberitahu kita bahwa kita hrs melenyapkan penderitaan agar tidak terlahir di 6 alam rendah.

 nirvana adalah tempat istirahat yg paling sempurna, dimana sebab dan akibat dr samsara tlh dipadamkan. 

utk mencapai tempat tersebut, kita harus menjalin jodoh dengan org lain dan membimbing mereka ke jalan kebenaran. jika kita tlh mengenal jalan ini, maka kita dpt membimbing org lain ke jalan ini. ini adalah jalan bodhisatva, mereka tidak akan melekat pada samsara, mereka akan dtg kembali utk membimbing makhluk hidup. dengan demikian mereka akan mencapai kedamaian dan ketenangan. damai dan tenang adalah kemampuan yg sempurna dalam pikiran dimana tlh melenyapkan penderitaan. 

jadi kita harus fokus utk membimbing makhluk hidup dan menciptakan jodoh baik dengan mereka dan tidak terjerat dlm kekotoran duniawi. ini adalah mindset dr praktisi spiritual. jadi kita semua harus bersungguh hati.

Ringkasan oleh Dina

Kamis, 03 Juli 2014

20140702:Provisional teachings Guide People to Truth

 20140702:Provisional teachings Guide People to Truth

Hati Buddha terdapat welas asih, belas kasih, sukacita dan keseimbangan batin. 
Untuk menjelaskan fenomena berkondisi, Buddha menggunakan analogi dengan berbagai macam metode terampil. Dengan kemampuan manusia yang rendah, tidak mudah untuk memahami hati BUddha dan prinsip kebenaran. Kita harus punya hati welas asih dan melatih welas asih, belas kasih, sukacita dan keseimbangan batin untuk melihat semua makahluk sebagai diri sendiri atau keluarga sendiri.
Untuk memberikan ajaran yang dalam dan luar biasa, Buddha menggunakan provisonal wisdom karena orang awam tidak bisa memahami. 
Buddha mengajarkan dan membimbing manusia ke jalan Buddha. Buddha membimbing mereka dengan sabar, bersungguh hati dan cinta kasih untuk mengajarkan semua makhluk berjalan di jalan Bodhisattva. kalau ada orang yang menyimpang / hilang dari jalan maka Buddha akan bersungguh hati mencarinya, ibarat seperti cowherd (peternak sapi) yang mengumpulkan satu per satu sapi dan bersatu kembali. inilah tanggung jawab peternak sapi, tanggunga jawab yang Buddha ambil. Buddha tidak dapat melepaskan karena Buddha tidak dapat melepaskan / meninggalkan makhluk hidup selama masih ada kesempatan untuk mencerahkan, meskipun ke alam hewan, Buddha akan lakukan, inilah welas asih Buddha.
Buddha terus menerus berada di dalam lingkaran 6 alam kehidupan dengan kekuatan ikrarnya. dengan welas asih ke Three Realms untuk membimbing makhluk hidup. 
segala fenomena di dunia ini terkandung kebijaksanaan dan hati Buddha, jika kita bersungguh hati maka kita bisa menerima ajaran. untuk masuk ke dalam Jalan Buddha kita membutuhkan ajaran, kita harus meresapi dan mempraktekkan ajaran.
Didalam awal sutra yang telah dikatakan bahwa makhluk hidup terus berada di lingkaran kehidupan dan kematian , tidak memahami ketidakkekalan di 6 alam, tidak memahami dalam nya penderitaan di dunia ini, hanya mengcomplain dan tidak berusaha untuk menemukan sumbernya. manusia hanya tahu tamak memiliki barang untuk diri sendiri, ketika tidak mendapatkan apa yang dimau, maka akan marah, membuat ikrar, tindakan yang buruk.

Rabu, 02 Juli 2014

20140122 Menjadikan Dharma sebagai guru

20140122 Menjadikan dharma sebagai guru

Dengan keyakinan, tekad, pelatihan dan realisasi maka kita akan terhubung dan menyelami ajaran ajarannya.
Aspek aspek seperti fenomena, sifat, perwujudan, kekuatan, fungsi, sebab, kondisi, akibat, retribusi dan keutuhan semunya ada di 10 alam dharma.

Keyakinan adalah sumber dari ajaran. Jika kita tidak memiliki keyakinan ketika mempelajari ajaran Buddha, bagaimana kita dpt mempelajarinya?
Oleh karena itu, ketika kita mempelajari jalan kebuddhaan, kita harus memiliki keyakinan akan dharma yg diuraikan.
Tetapi keyakinan saja tidak cukup, kita juga harus bertekad. Kita hrs membuat aspirasi yg besar dan bertekad, tetapi itu juga belum cukup, kita harus berlatih, baik kedalam maupun keluar.
Kedalam kita harus membina kejujuran, kebenaran, keyakinan dan ketabahan. Kita juga harus membuat 4 tekad besar yaitu

Terdapat makhluk hidup yg tak terhingga, saya bertekad untuk mengantakan mereka semua.
Terdapat kerisauan yg tak pernah habis, saya bertekad untuk melenyapkan semuanya.
Terdapat jalan dharma yg tak terbatas, saya bertekad untuk mempelajari semuanya.
Kebuddhaan adalah yg tertinggi, dan saya bertekad untuk mencapainya.
Oleh karena itu kita harus memiliki keyakinan dan tekad untuk terlibat dalam pembinaan kedalam dan pelatihan keluar, sehingga kita dapat mencapai realisasi dan memahami ajarannya.

Merealisasikan berarti memahami batin kita dan dapat mencakup batih Buddha. Tetapi tanpa keyakinan, tekad dan pelatihan, hal itu sangat tidak dimungkinkan. Jika batin kita dapat mencakup batin Buddha, maka kita dapat menyelami ajarannya. Ketika ajaran Buddha beresonansi dengan kemampuan kita, maka kita dapat menerima dharma dan mengerti ajaran yg terkandung didalamnya. Ajaran Buddha sgt dalam dan tidak terbatas. 

Segala sesuatu didunia ini berisikan dharma. Ketika dharma menjadi guru kita, segala sesuatu yg menjadi kondisi luar, baik yg kita alami maupun permasalahan yg kita hadapi setiap hari, berkaitan dengan 10 aspek. Khususnya 6 alam yg belum tercerahkan dan 4 alam mulia.
6 alam yg belum tercerahkan : alam surga, alam manusia, alam asura, alam binatang, alam neraka dan alam setan kelaparan.
4 alam mulia : arahat, pacekkabuddha, bodhisattva dan Buddha.
Orang awam selalu melekat pada betuk dan sifat sehingga berada di 6 alam yg belum tercerahkan.
4 alam mulia dimulai dari arahat, mereka yg mendengarkan dharma dan mengerti kemudian berlatih. Kemudian Pacekkabuddha, kebijaksanaan mereka satu tingkat diatas arahat, oleh karena itu ketika mereka melihat sifat asal dunia, mereka melihat ketidakkekalan seperti pergantian siang dan malam, perubahan cuaca. Bagaimana segala sesuatu terbentuk, berwujud, rusak dan lenyap. Hal ini menjadi awal realisasi yg bertahap. Kemudian mereka yg membuat aspirasi adalah boddhisattva, dimana secara terus meneurs maju dan mencapai tingkat kebuddhaan. Inilah 4 alam mulia.

Hukum karma adalah sesuatu yg harus kita sadari. 
Hukum karma adalah sumber dari siklus kehidupan kita di 6 alam. Jika kita ingin melewati penderitaan didalam siklus kehidupan, kita harus belajar proses penghentian. Kita menyadari kita mengumpulkan begitu banyak sebab dan kondisi, dimana menyebabkan kita menderita. Karena hukum karma ada dalam kehidupan kita sehari hari. Sifat dan wujud menyebabkan pikiran kita terpengaruh. Oleh karena itu kita harus berhati hati.

Dharma berhubungan dengan kehidupan kita sehari hari. Apakah kita akan tetap tinggal di 6 alam yg belum tercerahkan atau maju ke 4 alam mulia? Hal ini tergantung pada apakah kita berhati hati atau tidak. 

Arti dibalik melihat dharma sebagai guru adalah sesuatu yang membuat kita paham secara bertahap. 
Terdapat batas yg tipis antara pikiran kita dengan sifat hakiki kita. Jika kita dapat melewati batas ini maka kita dapat merubah pikiran kita menjadi sifat hakiki dan merubah hayalan menjadi pencerahan.

Keyakinan sangatlah penting, kita harus memiliki keyakinan pada ajaran yg benar. Kita mulai dengan belajar kebenaran akan penderitaan, sumber pendertiaan, jalan menuju lenyapnya penderitaan dan lenyapnya penderitaan. Ketika kita mampu belajar ajaran inu, kita harus secepatnya mempraktekan metode ini untuk menghilangkan penderitaan. Kita dapat memulainya dengan 37 faktor jalan menuju pencerahan.
Ketika kebijaksanaan tumbuh, secara alami akan datang berbagai kerisauan, namun tidak ada manusia dan masalah yg kita hadapi dapat menimbulkan ketamakan, kemarahan dan ketidaktahuan. Kita dapat menyadari ketidakkekalan dari semua benda.

Kita sebagai manusia biasa selalu bingung dan tidak menyadari bahwa yg kita perjuangkan dan kita usahakan pada akhirnya adalah tidak ada apa apa.
Contohnya, jika kita sgt dekat dengan keluarga kita, pada akhirnya kita akan mengalami penderitaan ketika berpisah dengan org yg kita cintai. Inilah penderitaan umat manusia. Tidak ada org yg dpt hidup bersama selamanya. Jika bukan karena memiliki jalan masing masing atau dipisahkan oleh kematian. Ini semua adalah penderitaan.
Ketika kita mengerti, secara alami kita akan menjadi tidak tertarik dengan objek objek keinginan di dunia. Kita akan secara bertahap melepaskan kemelekatan. Hal ini akan menghalangi semua kerisauan. Kita dapat mengkarantina dirikita dari kerisauan. Kita hanya perlu menjadikan segala sesuatu sederhana dan menerima keadaan yg muncul maka kita tidak akan lagi menimbulkan konflik atau menciptakan kondisi karma negatif.

Setelah tertunda beberapa hari. Dan salah tanggal, akhirnya saya bisa menyelesaikan sesi xunfaxiang ku.. :)

Sharing dari sesi ini adalah kita harus yakin, sekarang kita ada di dunia tzu chi, maka kita harus yakin jalan tzu chi adalah jalan untuk kita bisa belajar pelatihan kedalam dan keluar. Dan dibagian terakhir dikatakan jadikan semuanya tetap sederhana dan menerima keadaan yang muncul. Maka tidak lg menimbulkan konflik dan menciptakan karma negatif.

Tadi malam, saya baca di group xunfaxiang, chan2 ingatkan kita utk lebih yongxin, sejenak kemarahan muncul, Untung ingat xunfaxiang yg kubuat td siang dibagian plg akhir itu jd pikir ya itu adalah bentuk perhatian dan jika dipikir sebenarnya adalah salah aku sendiri, kenapa minggu malam bukan mempersiapkan diri malah pergi sampai tengah malam. Dui bu qi tong xue men... Hen gan en ni men de liao jie gen pei ban... Da jia zao an..... :)

Ringkasan oleh Phei Se