Senin, 07 Juli 2014

20140124 Beresonansi dengan Pengetahuan dan Pandangan Buddha

20140124 Beresonansi dengan Pengetahuan dan Pandangan Buddha

Dengan Dharma, kita mengeliminasi khayalan dan ilusi.
Menjadi seseorang Buddhist, bukan hanya sebuah status, tetapi itu adalah sesuatu yang harus dipraktekkan sepenuh hati.
Untuk mempelajari kebenaran yang diketahui Buddha, kita harus bersungguh-sungguh.

Setelah mendengar dharma, kita perlu berwaspada setiap hari dan menghindari godaan untuk menyimpang dari sekitar kita.
Setelah mendengar dharma, kalau kita masih tergoda karena fenomena luar, kita telah terdelusi. Maka dari itu, kita harus mengeliminasi khayalan dan membatasi diri sendiri dari godaan sekitar.

Mungkin ketika kita mendengar sesuatu yang tidak baik, kita akan menciptakan penderitaan dan ketika kita menghadapi situasi yang bisa dimengerti, kita akan berpikiran diskursif. Ini tidak boleh terjadi. Kita harus menjaga pikiran kita. Dengan ini kia bisa mengeliminasi khayalan dan ilusi.

Bddha mengajarkan dengan cara mencocokkan setiap kemampuan. Tetapi pada akhirnya, Dia juga harus menceritakan "Three Vehicle" untuk membabarkan ajaran sesungguhnya. Semua Buddha menjalankan hal yang sama.

"Three Vehicle" adalah hearers, solitary realizers dan Bodhisattvas. Ajaran ini adalah metode terampil.

Buddha sudah berkata kepada kita, ajaran Sutra Lotus yang dibabarkan Dia adalah ajaran "Three Vehicle".
Setiap Buddha hadir di dunia ini, Dia melihat makhluk hidup "tersesat". Dengan ini mereka disebut belum tercerahkan.
Makhluk-makhluk tersebut tidak bisa paham hanya dengan cara mendengarkan orang lain sehingga Buddha secara bertahap men-setir kita ke arah yang benar. Dan kalau kita terus menlangkah ke depan, kita akan dengan alami mencapai keBuddha-an.

Ajaran "Three Vehicle" di masa lalu diberikan karena orang-orang memiliki berbagai kemampuan. Sekarang, Dia sevara bertahap mengajari kita mengesampingkan ajaran lalu dan dengan sepenuh hati mengejar tujuan yang sama.

Tidak peduli kita datang dari mana, kita harus cepat fokus di tujuan yang sama untuk berjalan ke arah pencerahan Buddha.
Walaupun seberapa banyak ajaran yang diajarkan kepada kita, ini sesungguhnya tergantung kepada kita dalam mempraktekkannya. Setelah mendengarkan dharma, apakah kita selalu merenungkannya? Kita harus benar-benar berpikir sebenarnya apa yang ingin diajarkan Buddha terhadap kita? Apa yang Buddha ingin kita pahami? Ini yang harus kita lakukan terus menerus.

Sesungguhnya ajaran Buddha adalah kebenaran hakiki yang murni. Dia hanya ingin menyampaikan 1 hal untuk mengingatkan kita bahwa di dalqm hati kita pada hakikatnya memiliki sifat Buddha.

Dia berharap kita bisa mengesampingkan kesalahan masa lalu dan dengan segera berjalan ke jalan yang benar. Dengan gigih berjalan ke arah tersebut untuk menjadi selaras dengan pengetahuan dan pandangan Buddha. Dengan demikian kita bisa menerima ajaran yang benar. Maka itu ketika mempelajari ajaran Buddha, kita harus sepenuh hati.


Ketika Buddha mengajarkan Dharma, Dia mengingatkan kita untuj menimbulkan kekuatan kepercayaan (大信力). Selama 40 tahun mengajarkan dharma, Buddha mengajarkan sesuai dengan kemampuan makhluk hidup. Dia meminta mereka untuk menegakkan 5 sila + mempraktekkan 10 perbuatan baik. Dengan memegang teguh 5 sila, kita tidak akan kehilangan jiwa kemanusiaan kita. Sehingga ketika kita kembali terlahir di dunia ini, kita masih dapat terlahir kembali menjadi manusia.
Jika kita tidak mematuhi 5 sila tersebut, mungkin kita bisa terjebak di dalam neraka.
Jika kita ingin hidup kita lebih nyaman, kita harus mempraktekkan 10 perbuatan baik dan melakuannya dengan sungguh-sungguh.
Selain 5 sila, kita harus bersungguh-sungguh menciptakan karma baik untuk terlahir di surga.

Sebagian orang tahu bahwa dharma Buddha sangat dalam. Dia mendeskripsikan 6 alam yang tercerahkan dan berkata walaupun kita terlahir sebagai manusia atau alam surga, ketika kita menguras berkat kita, kita akan terjatuh lagi.

Maka ada orang yang dengan tulus mendengarkan Dharma Buddha agar mereka dapat melampaui 6 alam (6 realms) tersebut. Inilah menapa mereka mengikuti Buddha menjadi biksu. (To be continued)

Mereka yang menjadi biksu fokus mendengarkan dharma. Ini disebut hearer vehicle. Mereka dengan sepenuh hati mendengarkan dan mempraktekkan ajaran sehingga setelah mendengarkan Dharma mereka bisa mencapai realisasi.

Semua hal di dunia ini tidak kekal. Bagi siapa yang dapat memperluas pikiran mereka untuk mengerti kondisi ini adalah solitary realizers. Buddha memotivasi mereka untuk mendapatkan realisasi yang lebih dalam. Setelah mereka sepenuhnya memahami semua prinsip di dunia ini, mereka harus mendedikasikan diri sendiri untuk mengubah makhluk hidup.

Dia dengan gigih dan bersungguh-sungguh mempraktekkan ajaran semua Buddha sehingga dia sudah memenuhi semua kebajikan. Jadi, Buddha telah terpenuhi oleh semua kebajikan, Dia dihormati oleh orang di seluruh dunia dan disebut the World-Honored One (seseorang yang dihormati dunia) dan dengan ajaran kebijaksanaan yang berimbang, Dia melenyapkan ketamakan, amarah, ketidakpedulian dan hal yang tidak baik lainnya. Ini adalah caranya menggunakan kebijaksanaannya untuk menghapus hal-hal tersebut maka dengan itu julukannya = world-honored one.

Walaupun ini adalah apa yang ingin Dia ajarkan kepada kita, sebagai makhluk hidup, kemampuan kita sangat dangkal. Dengan demikian, Dia tahu bahwa kita tidak bisa menerimanya. Maka dia pun diam.

Sekarang Buddga memberikan ajaran ini setelah 40 tahun, dia tidak biaa dengan langsung memberikan ajarang yang benar. Sehingga, Dia sementara waktu menyimpannya di dalam hati, mengobservasi kemampuan orang dan menunggu waktu yang tepat untuk memberikan ajaran. Karena Dia tahu kita tidak berkemampuan untuk menerimanya.

Karena pada hakikatnya, kita semua memiliki sifat Buddha, maka kita bisa kembali ke alam Buddha. Jadi Buddha menyimpan dharma ini di hatinya. Walaupun Dia diam dalam kurun waktu yang lama, Dia tidak akan lupa untuk mengajarkannya.

Selama 40 tahun, Dia membimbing kita menuju realisasi ini dan sekarang kebenaran dan yang nyata harus diutarakan.
Maka dari itu, Dia mengajarkan berdasarkan kemampuan. Sangat elas di ajaran masa lalu belum mencapai akhir. Maka sekarang di Vulture Peak Assembly, Dia bermaksud membimbing kita untuk mencapai keadaan realitas tertinggi.

"As we learn the Buddha's wat, we must always be mindful." 要多用心!

Sharing: sebenarnya ketika mendengarkan ceramah hari ini, aku merasa apa yang dibicarakan oleh shigongshangren gak banyak. Ada point-point yang diutamakan, tetapi dibahas secara panjang. Ada beberapa kata-kata yang kalau mau aku terjemahkan ke dalam bahasa indonesia juga berasa aneh. Salah satubya realization. Cukup mengerti apa yang dimaksud, tetapi tidak bisa  mencari bahasa indonesia nya. Hahaha. Sama halnya dengan solitary realizers. Tapi seharusnya bagi kita yang sudah mendengarkan ceramah shigongshangren dari 3 bulan yang lalu mengerti apa yang dimaksud dengan "three vehicle" ini.
Lalu yang aku ingat dalam ceramah tanggal 24 Januari ini, cara setiap orang menyerap dharma dan ajaran berbeda-beda. Jadi ini pun yang terjadi dalam keseharian kita. Mungkin misalnya kita hanya dengan training sudah mengerti apa ya g dimaksud dengan A, tapi mungkin ada orang yang harus mempraktekkannya dulu baru dapat mengerti A. Ini dikarenakan daya tangkap kita berbeda-beda. Gak bisa kita samakan untuk setiap orang. Kira-kira seperti itu.
Ada lagi mungkin ini, shigongshangren "sentil" kita lagi, apakah setelah kita mendengarkan dharma, kita selalu mempraktekan? Apakah kita benar-benar paham? Mungkin kita mempraktekan, mungkin kita paham. Tapi mungkin bagi sebagian orang gak semuanya mereka praktekan gak semuanya mereka paham. Jadi kita masih harus benar-benar bersungguh hati belajar terus..... 

Ringkasan oleh Sharon Tanamas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar