Sabtu, 12 Juli 2014

20140711: Walking the Path According to the Dharma


20140711: Walking the Path According to the Dharma

Ini adalah rangkuman sharing pada saat Xun Fa Xiang di Aula Jing Si pada hari Sabtu, 12 Juli 2014. 

Stephen Ang Shixong

Miskin dan kaya bedanya dimana? Kalau susah dan miskin seperti tidak ada harapan lalu tidak bisa menghindar dari keadaan kondisi kehidupan, Di Tzu Chi saya cukup merasa ada perubahan yaitu berpuas diri. Kalau lihat orang punya mobil bagus, pingin dalam hati. Kalau lihat rumah yang besar dan mewah, lebih pingin lagi, siapa yang ga mau, tapi kalau kita memaksakan diri kita berpikir ke arah situ bukan berarti diri kita tidak berusaha, istilahnya malas, tapi kita terlalu menginginkan, hal itu yang membuat kita semakin risau, akhirnya kita juga melekat dan timbul noda batin. JIka kita bisa perbuas diri, dengan kita terjun ke masyarakat, kita melihat penderitaan, akhirnya lama-kelamaan saya merasa yaah, inilah hidup, kenapa kita banyak perhitungan, A, B, dan C, kita lihat saja diri kita sendiri, seberapa banyak kita sudah bersumbangsih di masyarakat hingga timbul rasa berpuas diri. Berpuas diri maka bisa memiliki rasa syukur.

Kalau kita bisa memahami fenomena tak berkondisi, itu berarti kita tidak ada lag… netral, tenang, jadi kita tidak perlu ada risau maupun beban. Seperti contoh di afrika, kita sudah sulit, susah, memang begini, tidak bisa berubah lagi, tapi di afrika mereka merubah pemikiran mereka, walaupun mereka tidak memiliki kekayaan secara materi, tapi mereka memiliki kekayaan secara batin. Mereka dengan memberikan bantuan dan pendampingan kepada sesamanya, dengan sama-sama mendapatkan kebahagian maka kita juga mendapat kekayaan. Jadi kekakayaan itu tidak melulu harus materi. 

Selama perjalanan di Tzu Chi saya merasakan hal itu, dan itulah yang merupakan kebahagiaan sejati yang bisa bertahan selamanya di batin kita. Bukan seperti kekayaan materi yang timbul dan tenggelam. 

Hendry Shixiong

Kalaupun kita punya, itu kan tidak kekal materi.  Bersumbangsih di Tzu Chi tapi happynya ga hilang-hilang itu yang namanya wei fa. Sebenarnya sesuatu yang kita miliki, karena dia tidak bisa hilang. Tidak berkondisi ini kalau ditanya apa sih? Ya seperti itu, ketika kita bersumbangsih, kita bersumbangsih adalah yang bermateri (ada) tapi yang kita dapat, sesuatu yang kita rasakan itu adalah sesuatu yang tidak pernah habis, ini adalah, wei fa. 


Melliza Shijie

Kalau yang saya dapat dari sharing hari ini. topik hari ini berjalan menurut Dharma. Jadi Master menanyakan sebenarnya kita sebagai manusia itu sudah tau belum sih tujuan hidup kita ini apa. Kan ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak pernah merasa puas, ada juga yang miskin tapi batinnya penuh rasa puas dan bersyukur. Jadi Master bilang tujuan hidup kita berjalan di jalan Bodhisatwa, jalan itu sudah ada di depan kita, nah gimana cara kita jalanin ini, yaitu, kalau kita mau menolong orang, kita harus merasa bahagia terlebih dahulu, kita harus merasa puas terlebih dahulu, dengan begitu kita baru bisa memberikan sesuatu. Kalau kita puas dan bersyukur baru kita bisa menolong orang lain. Kalau misalkan ada murid-murid yang sudah berkembang kebijaksanaannya lalu melihat ada orang yang menghabiskan karma masa lampaunya. Kita sebagai manusia saat ini karena kumpulan masa lalu kehidupan kita. 

Contoh relawan afrika selatan, meskipun mereka miskin, mereka bisa bersumbangsih karena mereka memiliki rasa syukur, jalinan jodoh dengan relawan afrika selatan waktu Taiwan kasih bantuan beras ke afrika selatan, sejak saat itu relawan afrika selatan menggalang dana bagi komunitas mereka. Kemudian ada pengusaha India yang terketuk hatinya, dan ia menjadi donatur setiap bulannya. 

Mereka sangat senang bersumbangsih, mereka menolong penderita AIDS, membesihkan rumah dan badannya. Mereka kaya batin. Orang india ini adalah yang kaya materi juga batin.

Yang Master mau adalah kendaraan besar, selain menyelamatkan diri sendiri juga mengajak orang lain menyelamatkan makhluk lain. 

Master bilang jalan Bodhisatwa itu besar dan luas, lalu Master tanya sampai kapan kita jalan terus dijalan Bodhisatwa ini, lalu Master bilang kapan sampainya itu tidak penting, yang penting itu kita jangan melenceng pikirannya, tetap berjalan di jalan Bodhisatwa ini. 

Hendry Shixiong

Orang ada 4 jenis, satu orang yang kaya lahir batin, yang kedua orang miskin secara materi tapi kaya secara batin, yang ketiga, kaya secara materi tapi miskin secara batin, yamg keempat miskin lahir batin. Yang harus dijadikan teladan adalah dua yang pertama itu kaya lahir batin, atau walaupun tidak kaya secara materi tapi kaya secara batin.

Diawal-awal Master bilang makna kehidupan bisa dilihat dari banyak sisi. Terus sebagai orang yang melatih diri kita mau lihat dari sisi yang mana, tadi Master bilang berpuas diri. Kalau dulu saya melihat, ya kalau orang yang sedang pelatihan diri harus berpuas diri tapi kalau diluar orang-orang suka bilang janganlah kamu berpuas diri, karena kalau  cepat berpuas diri kamu ga akan bisa maju. Lalu saya berpikir ga mungkin ada dua hal yang kesannya itu sama tapi bertentangan. Terus saya berpikir karena kehidupan itu dilihat dari banyak sisi, kemajuan itu juga dilihat dari banyak sisi. Apa definisi maju. Pada saat itu saya ketemu jawaban pada saat kita benar-benar bisa berpuas diri, pada saat itulah kita sudah benar-benar maju. Tentu itu maju dalam hal pelatihan batin kita. Karena ga semua orang bisa berpuas diri. 

Hok Lay Shibo

Senang yang lain bisa maju sharing karena berbahagia dalam Dharma. Saya merasa bahagia kita bisa bersama-sama sharing. Kita bisa sharing itu kebahagian dalam Dharma karena ada sesuatu yang bisa kita dapat dan bagikan. Kalau kita mendengar Dharma kita hanya menyimpan sendiri tidak membagikan kepada orang lain, berarti sama saja kita hanya untuk diri sendiri. Jangan sungkan-sungkan maju sharing, temukan kebahagian dalam Dharma.

Hendry Shixiong

Yang diakhir Master bilang tentang anak Buddha, kenapa dibilang anak? Karena semua makhluk punya benih kebuddhaan, seperti orang tua dan anak, biasanya benih orang tua turun ke anak. Ini juga kenapa semua makhluk dibilang anak Buddha, karena semua makhluk juga punya sifat-sifat Buddha. Lalu yang menarik Master bilang kendaraan besar dan kendaraan kecil, Master bilang kalau kendaraan kecil sebenarnya dia bimbing makhluk yang berkemampuan lebih kurang tajam, dan besar adalah yang tajam. Sebenarnya itu juga adalah sebuah jalan, ga ada makhluk yang awalnya langsung berkemampuan tajam, makanya Master bilang yang pertama dikasih empat kebenaran mulia, 12 sebab musabab yang saling bergantungan,  ini sebenarnya  sama seperti kita di Tzu Chi, ketika kita masuk kita dibimbing itu tidak langsung oh ini kendaraan besar, kita dibimbing untuk melihat penderitaan, menyadari penderitaan, itu sebenarnya adalah empat kebenaran mulia. 

Kebenaran mulia adalah tentang penderitaan, setelah dari sana kita diajak menyadari lebih dalam tentang pikiran kita, tentang kegelapan batin kita,  bagaimana noda batin itu berasal dari pikiran kita sendiri. Setelah itu baru Master tadi bilang kalau praktik Bodhisatwa itu empat pikiran tanpa batas, sama enam paramita, setelah kita sadar itu semua kita bersumbangsih kembali dengan empat pikiran tanpa batas, cinta kasih, welas asih, sukacita dan keseimbangan batin, serta kita berlatih enam paramita, Dharma, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi, kebijaksanaan. Jadi jalan ini sebenarnya tiga-tiganya ada di Tzu Chi, jadi semua orang bisa jalan lewat jalan ini. jalan ini adalah satu jalan yang lengkap. Master buka jalan itu dari kecil ke besar, kita diajak untuk melihat dan merasakan sendiri bahwa di dunia itu banyak penderitaan, dari sini kita bisa meningkatkan keyakinan kita bahwa Master benar-benar luar biasa, bukan hanya omong saja, semua ada. 

Liu Su Mei Shigu

Guru gak bisa pilih murid, tapi murid bisa pilih guru. Tadi Master bilang seperti itu, Master bilang beliau ada tanggung jawab untuk membimbing para murid yang sudah memilih guru ini dengan baik. Master juga demi kita bisa denger ceramah ini, kalau dulu Master bilang, beliau kalau mau babarkan sutra gampang, tinggal baca lalu ngomong, tapi kalau sekarang karena seluruh dunia mau lihat dan dengar, beliau harus menyesuaikan dengan kondisi seluruh dunia, bagaimana yang tidak bisa dengar, paling tidak dia bisa baca. Jadi Master setiap hari waktu mau ceramah beliau bikin teks-teks sendiri, bikin PPT sendiri, dari sutra itu beliau ketik sendiri, bukan disiapkan orang lain. Dan itu tentu makan waktu yang cukup panjang, karena Master usianya sudah 78 tahun, jadi ini benar-benar kita lihat kesungguhan hati Master. 

Dari sini bagaimana kita bisa berbakti kepada Master juga sebagai rasa syukur kita kepada Master ya bagaimana kita juga bisa lebih melihat kesungguhan hati Master kita juga mengikuti seperti itu. Karena Master juga bilang, ini perumpamaan, 500 tahun yang lalu guru bimbing murid, tapi kalau 500 tahun yang akan datang kondisinya akan terbalik, murid bimbing guru. Artinya sekarang Master bimbing kita, tapi nanti dikehidupan berikutnya ketika Master kembali lagi, itu adalah tanggung jawab kita untuk, pada saat itu Master masih anak-anak, untuk bimbing Master. Tapi untuk bisa seperti itu kita sendiri sekarang jiwa kebijaksanaan harus bertumbuh baru bisa ada kondisi seperti itu. Master bilang waktu beliau kembali ini, harus bikin beliau bisa temukan Tzu Chi lagi, harus bisa Master ketemu kita, ini tentu tergantung dari jiwa kebijaksanaan kita.

Waktu lagi training 4in1, Stephen Huang shibo bersama-sama seluruh insan Tzu Chi Sedunia, bertekad, sekarang Master usianya 78 tahun, paling tidak kita temanin Master itu 25 tahun lagi, berarti 100an, itu melambangkan wu liang, tanpa batas, inilah tekad kita. Artinya adalah kalau kita mau sama-sama dengan Master, berarti kita sendiri juga harus bertumbuh agar bisa sampai pada k20140711: Walking the Path According to the Dharmaondisi seperti itu. Kita semua harus lebih tekun dan bersemangat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar