Selasa, 15 Juli 2014

20140714: Memasuki Inti Dharma secara Mendalam

20140714: Memasuki Inti Dharma secara Mendalam - Deeply penerate the Dharma Essence - 深心入法髓

Untuk mempelajari jalan Budha, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati, lalu mempraktekkannya. Demikianlah kita menerima ajaran Budha, sehingga Dharma bisa memelihara hati kita. Saat Dharma masuk ke dalam hati, kita harus benar2 menerimanya sehingga bisa membangkitkan True Wisdom (kebijaksanaan sejati) kita.

Sekarang kita melatih diri untuk mengurangi kegelapan batin, selapis demi selapis, dan membangkitkan kebijaksanaan sejati yang tersembunyi. Untuk membangkitkannya dibutuhkan kerja keras. Jika kita tidak giat, maka sifat hakiki Budha juga tidak dapat dipraktekkan. Kita harus menggunakan ajaran Buddha untuk memelihara hati kita dan mulai giat membersihkan kegelapan batin.

Apapun Dharma yang kita dapatkan, kita harus mengikutinya dengan baik untuk membersihkan lapisan2 kegelapan batin di dalam hati kita. Dan kita harus memegang teguh ajaran Great Vehicle.

Dulu, Budha dengan sabar mengajarkan kita ttg hukum karma dan membantu kita untuk memahami bahwa hati/pikiran kita merupakan sumber penderitaan. Satu niat kegelapan batin dapat membangkitkan ketamakan, marah, dan kebodohan, konflik antar sesama, dan isi dgn org lain. Ini menimbulkan penderitaan. Budha ingin kita paham bahwa penderitaan adalah berasal dari kumpulan karma kita. Setelah paham, kita harus waspada dgn hati/pikiran kita dan melatih sila, samadhi, kebijaksanaan.
Jika sesuatu yang dpt kita lakukan untuk menolong org lain, kita harus lakukan dgn segera, dengan begitu bisa bermanfaat bagi org lain.

Kita tidak seharusnya mengotori dan membuat karma buruk. Virtuous Dharma (善法)berasal dari kebejikasanaan sejati yang mendalam, menakjubkan. Saat kita melatihnya, maka kita melatih welas asih (慈)dan belas kasih (悲). Melatih si wu liang xin (四無量心) saat berinteraksi dgn sesama adalah bagian dari ajaran Great Vehicle.


Dulu Budha menggunakan ajaran sementara, dgn sabar membimbing kita. Beliau lakukan sampai sekarang saat beliau membabarkan True Dharma, yang mana adalah Dharma Essence (法髓). Dharma kita gunakan untuk membersihkan hati kita, membantu untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan membuatnya tetap sehat. Maka Dharma Essence harus kita serap ke dalam hati.

Setiap hari kita mendengar ajaran, dan harus sadar bahwa setiap saat Dharma melindungi hati kita. Dengan giat kita mengaplikasikannya, di prakteknya kita akan memperoleh Dharma Essence.

Orang yang giat dapat belajar Dharma dari segala hal di dunia. Ini bisa terjadi saat Dharma Essence sudah terserap ke dalam hati. Dharma Budha tidak terpisahkan dari fenomena duniawi, kita harus menerima Dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan selaras dengan segala hal yang ada di dunia ini. Dengan begitu, sifat hakiki kita akan selalu ada. Ini lah dharma tak berkondisi. Sifat hakiki itu berada bersama kita dari kehidupan ke kehidupan. Yg lampau, sekarang, juga yg akan datang. Dari kehidupan ke kehidupan tidak timbul, tidak lenyap.

Benih keBudhaan secara alami ada dari kehidupan ke kehidupan, namun kebiasaan buruk dan kegelapan batin juga ada.

Benih Bodhi berpotensial menjadi pohon Bodhi. Harus diletakkan di tanah dan mengakar. Untuk memiliki akar keyakinan, keyakinan kita sendiri harus mendalam. Maka kita harus sangat percaya bahwa kita dapat mencapai keBudhaan di masa datang. Sedangkan, orang yang malas akan keluar.

Saat kita memiliki keyakinan, kita harus menghormati sifat keBudhaan yang di dalam diri. Jika tidak mengasihi diri sendiri, kita tidak menghromati diri sendiri, kita bisa dgn mudah merendahkan diri. Tidak seharusnya kita merendahkan diri karena setiap orang yang  memiliki benih keBudhaan adalah Budha, perlu dihormati.

Jika kita mempertahankan sila murni, kita tidak akan terpengaruh hal2 buruk. Kita harus melindungi diri dari hal2 buruk, jgn sampai terjadi pada kita. Menjaga agar pikiran2 salah tidak timbul. Yang tidak benar, kita harus cegah, yg jahat, kita harus cepat hentikan. Ini namanya mempertahankan sila.

Kita dpt sepenuh hati meneladani Budha dan memgang teguh sila murni. Setelah mendengar Dharma kita dapat menyatakan sifat Budha dalam diri. Seperti itu kita telah mencapai keBudhaan. Maka, kita dipenuhi suka cita. Disamping itu, kita harus mantap, dan giat melatih diri, baru bisa melampaui dunia dan semua kerisauan kita.

Meskipun diliputi kerisauan, kita bisa bagaikan bunga teratai, yg hidup di atas lumpur, tapi tetap bersih dan murni. Dengan tidak membiarkan hal buruk mengganggu, kita akan bahagia. Jika hal buruk mengganggu kita atau bahkan kita dikendalikannya, kita akan merasa sedih.

Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, meskipun menghadapi masalah di dunia, kita dapat menjaga diri dari hal yang salah, dan menghentikan hal yang buruk, serta terhindar dari kesalahan yang berulang ulang.

Jika kita tidak melihat Jalan Bodhisattva, kita tidak akan mencapai keBudhaan. Maka kita harus menapakinya dan bermanfaat bagi org lain. Kita harus tahu bahwa secara alami kita memiliki sifat buddha dan harus berjalan di jalan Bodhisattva. Maka itu setiap org harus selalu bersungguh hati...

Ringkasan oleh Martha Khosyahri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar