Senin, 14 Juli 2014

20140128 Pratyekabuddha merenungkan 12 Sebab dan kondisi

20140128 Pratyekabuddha merenungkan 12 Sebab dan kondisi. Solitary Realizations Contemplate Impermanence 

Kita harusnya tahu jelas apa itu enam pintu (六根门) yaitu : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Dengan membuka mata kita, kita membuka sebuah pintu kesadaran. Barang yg kita lihat, sebenarnya apa yg kita lihat? Pikiran kita timbul pikiran seperti apa? Ini disebut membuka pintu, melihat objek diluar. Dengan prinsip ini, dapatkah kita melalui pintu mata dan sekeliling kita mendapat kebijaksanaan? Atau ketika melihat kondisi luar membuat pikiran kita timbul keinginan? 

Tentu, melatih diri diharapkan kita bisa berpengertian. Apa yg kita lihat pada kondisi luar, kita harus dengan cepat untuk memahaminya. Melihat ekspresi wajah seseorang, semuanya adalah ekspresi wajah yg indah. Ketika melihat senyum, ramah, kita bersyukur bertemu dengan orang yg berjodoh. Ketika melihat wajah yg marah, juga bersyukur karena bertemu lagi dengan teman spiritual. Jika kita mampu berpengertian seperti ini, ketika setiap pintu terbuka, melalui setiap pintu yg terbuka kita berpengertian. Dengan begitu, enam pintu kita, semuanya bisa mengembangkan potensi bajik. 

Mereka yg di zaman Buddha sangat memiliki berkah bisa dengan mata sendiri langsung melihat Buddha, dengan telinga mendengar langsung ceramah dari Buddha. Hearers, Pratyekabuddha dan Bodhisattva juga orang-orang di India sangat memiliki berkah. Namun pada zaman tersebut, apakah benar mereka memiliki berkah? Apakah setiap orang mendengar Dharma, bisa menerima dan menerapkan ajaran? Sebenarnya ingin bertemu dengan Buddha, jika tidak ada jalinan jodoh yg cukup, juga tidak bisa bertemu Buddha. Dalam 6 pintu ini jg sulit untuk bertemu dengan Buddha Dharma. 

Pratyekabuddha, Hearers memiliki kebijaksanaan yg lebih tinggi dari orang biasa, mereka bisa menyadari ketidakkekalan, melihat matahari dan bulan yg terbit dan terbenam. Sepenuh hati dengan kondisi natural ini mereka bisa menyadari ketidakkekalan. 

Pratyekabuddha sungguh-sungguh menerungkan kondisi luar, sangat sepenuh hati dengan ajaran dalam kehidupan, ditambah lagi dengan mendengar Dharma Buddha, dia bisa berpengertian, perlahan-lahan mendekati kebijaksanaan Buddha. Ini tidaklah mudah, tetapi mereka hanya fokus pada diri sendiri, melindungi diri sendiri.

Di dalam agama Buddha dikatakan :tidak menjalin jodoh baik, tidak akan ada kesempatan untuk menjadi Buddha, jadi sebelum menjadi Buddha, harus terlebih dahulu menjalin jodoh baik dengan orang-orang yaitu dengan berbuat baik, membuat orang happy, menolong mahkluk hidup, menyelesaikan kesulitan orang, dengan begini barulah ada kesempatan menjadi Buddha. 

6 pintu kita, bisa memenuhi banyak potensi kebajikan, tidak peduli dari yg dilihat oleh mata, yg dikatakan oleh mulut, atau yg didengar oleh telinga, dll. Semuanya adalah pelajaran untuk pikiran dan tubuh kita. Semua dimulai dari 6 pintu. Jadi melalui 6 pintu ini, kita harus dengan sungguh sungguh mendengar ajaran, menyerap ke dalam hati dan  menerapkan ajaran. Jika tidak, walaupun hidup sezaman dengan Buddha juga tidak ada gunanya. 

Pratyekabuddha adalah mereka yg menyadari kebenaran melalui mengamati sebab dan akibat dalam lingkungan mereka. 
12 sebab dan kondisi yaitu mengamati bagaimana datang dan perginya tubuh jasmani? 
Melalui 12 sebab dan kondisi, setelah merasakan dan memahaminya, mereka mendapatkan hasil kekosongan sejati Nirvana. Ajaran Buddha yg sesungguhnya adalah memahami semuanya adalah kosong, semuanya kembali ke nol, tetapi harus tahu bahwa di dalam kekosongan ada ajaran yg menakjubkan. Pratyekabuddha belum mencapai kondisi ini, dia hanya memahami kekosongan sejati. 
Dia hanya mengerti satu bagian, tapi tidak yg kedua. Buddha memahami keduanya.
Hanya mengerti kebijaksanaan, tidak tahu menciptakan berkah, itu tidaklah cukup. 

12sebab dan kondisi, bagaimana datangnya kehidupan kita? Kita perlu untuk memahaminya. Ini adalah 3 Masa kehidupan. Kehidupan kita yg sekarang adalah hasil dari apa yg kita lakukan pada kehidupan lampau. Mahkluk hidup adalah masa lalu, sekarang dan masa depan, berputar dalam 6 alam. Jadi kita bisa punya berkah untuk melatih diri, kita harus sepenuh hati memahami bagaimana datang dan perginya kehidupan kita. 

Kebijaksanaan Pratyekabuddhas yaitu dengan sungguh-sungguh merenung bagaimana datangnya kehidupan ini, dia bisa merasakan ajaran Buddha. Jadi sebagai praktisi Buddhist selain mendengar dengan telinga, kita juga harus merenungi dengan cermat. Shi shi yao duo yong xin.

Ringkasan oleh Marisa Stephanie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar