Selasa, 10 Juni 2014

09062014: A Mind Replete With All Dharma is Vigilant


09062014: A Mind Replete With All Dharma is Vigilant. 

Setiap orang asalkan bisa sadar, memahami di dalam hati kita memiliki hakikat jernih kebuddhaan, asalkan kita bisa menjaga hati untuk tidak terpengaruh oleh kondisi luar, mempengaruhi hati pelatihan kita, ataupun terpengaruh oleh jalan yg sesat. Asalkan kita sendiri bisa menjaga hati dengan begini, maka semuanya adalah Dharma bagi kita. 

Buddha ingin kita mengerti yaitu hati kita harus kembali ke hakikat kebuddhan. Jadi buddha jg menggunakan bermacam" cara dengan metode trampil. Meskipun dengan cara ini arti dharma menjadi tidak sama dengan makna sesungguhnya, asalkan berjalan ke arah kebajikan, maka ini bisa dikatakan ada kemajuan. Asalkan berjalan ke arah kebajikan dan tidak melenceng dari arah, maka kita bisa berhasil dalam berbagai hal yg bermanfaat utk semua org. 


Setiap org memiliki kemampuan yg berbeda, setiap org dalam kondisi masing-masing, makna yg dipelajari juga berbeda. Tetapi asalkan memiliki hati yg jernih, maka akan bisa giat dalam dharma dan kebajikan. Ini jg merupakan satu harapan bahwa setiap mahkluk bisa berjalan di arah yg sama yaitu jalan kebajikan, dan jalan kebenaran. 

Didalam kitab buddha, ada sebuah cerita. Yaitu disebuah gunung ada banyak org yg melatih diri, diantaranya ada 2org biksu. Salah satu berkata :" dengar-dengar di sebrang gunung ini ada seorang senior bernama Jeyata" senior ini adalah seorang praktisi yg sgt senior. Kita harus pergi mengunjungi dia, dan meminta dia untuk berbagi pengalaman pelatihan spiritualnya." 

Sampai di gunung sebrang, saat keduanya sedang duduk di dalam hutan, melihat seorang praktisi yg sedang memungut kayu bakar, bersiap utk dibawa ke atas gunung, lalu bertanya kepadanya :" apakah km kenal dengan Jeyata? kami ingin mencarinya. Praktisi itu menjawab: "kenal, ia berada di goa di gunung ketiga, di goa ketiga ia tinggal. Sampai di goa ketiga, disana ad org tua, kelihatanny sangat familiar, bukankah dia adl praktisi tua yg kita temui di bawah gunung tadi? Saat itu jg kedua biksu sadar bahwa Jeyata bukan praktisi biasa. Lalu mereka bertanya; anda adalah praktisi senior, penuh dgn pahala kebajikan. mengapa mau ke bwh gunung ngumpulin kayubakar? Jetaya menjawab : itu hanya pekerjaan yg simple, itu adalah persembahan untuk membantu kehidupan sangha dan monastic. Bahkan dengan tangan n kaki sy utk dibakar pun saya rela. Mengapa? Tanya kedua biksu. Karena saya tidak pernah lupa dengan penderitaan kehidupan yg lalu. Saya dalam kehudupan lampau pernah telah melewati 500 kelahiran sebagai anjing, 500 kelahiran sbg anjing yg kelaparan. Tidak ada makanan. Tetapi dalam kelahiran terakhir mendapat 2 kali makan, pertama makan dari muntahan yg dikeluarkan oleh seorang pemabuk,  yg 2 masuk ke dalam rumah petani, saat petani dan istriny tidak di rumah, lalu memasukkan kepala ke dalam kendi makanan, makan sampai kenyang, tetapi saat mau mengeluarkan kepalany ga bisa. Saat petani pulang, ia dengan marah memecahkan kendi, begitu jg dengan kepala si anjing. Dengan begitu berakhirlah kehidupan sebagai anjing yg ke 500kali. 

Jetaya berkata kpd 2 biksu : sgt mengerikan, sgt menyedihkan. Kalian org muda, berlatih diri harus selalu berjalan di jalan kebenaran. Harus selalu waspada walaupun berada dalam kondisi damai. Jika terlahir di alam menderita, akan sangat menderita. 

Jadi teringat saat pembangunan rumah sakit Tzu Chi di dalin, saat itu dikepalai oleh Dr.lin. Saat itu semua org datang utk membantu merapikan dalam dan luar rumah sakit, disisi lain jg sedang merekrut karyawan. Suatu hari ad seorang anak muda yg datang utk apply job, dia melihat seorang pria yg sdg membersihkan toilet, lalu dia bertanya pada pria itu : dimana ruang kepala rumah sakit? Pria itu menunjukan kpdny. Tidak lama, pria itu masuk ke dalam ruang kepala rs. Kali ini memakai jas putih dokter, lalu berjalan ke dpn anak muda itu dan berkata : org yg ingin km temui adl saya. 

Kepala rumah sakit demi menjaga kebersihan rumah sakit jg dengan diri sendiri sebagai teladan ikut membersihkan. 

Segalany timbul dari sebersit niat, sebagai seorang pemimpin, untuk menciptakan lingkungan yg kita harapkan, kita harus menerapkanny sendiri. Bukannkah ini ajaran dalam jalan bodhisattva? 身體力行 以身作則 mempraktekkan ajaran, dan dengan diri sendiri sebagai teladan. Ini bagian dari budaya humanis yg perlu dibawa dalam keseharian kita. 

Kita tidak hanya menggunakan hati yg jernih untuk yakin dan mengerti,  
Tetapi juga menerima dan mempraktekkan perkataan buddha. Melatih kedalam dan mempraktekkan keluar, ini yg dikatakan melatih diri.

Single mindedly believe n understand yaitu dengan hati yg sgt berhati-hati yakin dan mengerti, yaitu kebenaran.
dengan hati yakin n mengerti merasakan kebenaran yg sesungguhnya dari ajaran, ini dinamakan "percaya pada kebenaran". Dari kebenaran ajaran, kita percaya pada ajaran buddha. 

Single mindedly adalah sebersit pikiran. Pikiran yg tidak byk kerisauan. Jika kita mempunyai pikiran buddha, dan berlindung pada dharma, maka dalam melihat apapun semuany adalah pikiran kita sendiri. Ketika pikiran kita bisa selaras dengan semua hal. Ini yg disebut single-mindedness.  

Sifat alami pikiran bisa menembus seperti ruang, jg bisa dengan bebas menjelajah dunia. Seperti luasnya dunia. Tidak ada tmpt yg tidak bisa digapai. Pikiran kalo mau dibilang sgt luas, memang sgt luas, ketika kita berpikir akan pergi ke mana, sebelum kita bergerak, pikiran kt sudah berada disana. Jika mengembalikan lagi pikiran dan konsentrasi mendengar, maka pikiran akan kembali dimana kita berada. Ini adalah cara kerja pikiran kita. Baik atau buruk semuanya berasal dari pikiran. 

Pikiran kita bisa menjadikan kita sebagai buddha, pikiran jg bisa membawa kita dalam 500x kelahiran atau dalam wkt yg lama terus berputar di alam hewan. Semua diciptakan oleh pikiran. So, we must always be mindful.

Hari ni yg didapat : harus benar benar waspada dengan pikiran kita. denger cerita Jeyata yg 500x terlahir sbg anjing tuh sgt mengerikan. 

Di kehidupan ini bs terlahir sbg manusia, pny kesempatan mendengar dharma, harus bener" genggam kesempatan ini giat melatih diri. 

tidak hanya dengan hati yg jernih untuk yakin dan mengerti, tetapi juga mempraktekkan perkataan buddha. Melatih kedalam dan mempraktekkan keluar. 

Yongxin jingjin!

Ringkasan oleh ketua kelas, Marisa Stephanie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar