Sabtu, 21 Juni 2014

Sikap Giat Sebagai Perisai

Sikap Giat Sebagai Perisai

Menurutku, ini salah satu fungsi paling penting kt giat mendalami dharma. Entah lewat ceramah Master, entah lewat buku, dll. Yg jelas setelah kita memahami dharma, kt harus belajar membentuk sikap bersyukur dalam segala hal. Mudah utk bersyukur kalau semua keadaan baik, kita senang, dan semua berjalan sesuai keinginan. Pertanyaannya: apa kita tetap bisa bersyukur kalau keadaan kacau balau dan tidak sesuai harapan?

Master mengatakan bahwa kita perlu "memutar balik" pikiran kita. Dengan demikian, baru kita bisa menjalani hidup yang bahagia dan penuh syukur. Ada angin, ada hujan, udara panas tetap bersyukur. Selalu ada hal baik di balik sesuatu yang keliatannya buruk. Hukum alam adalah dharma, fenomena alam adalah dharma, sebenarnya orang yang menyakiti hati kita juga adalah dharma. Tanpa mereka, kita tidak akan tahu apa sebenarnya kita sudah "naik kelas" atau belum. Hati yang selalu dipenuhi rasa syukur adalah satu ciri dharma yang sudah masuk ke hati.

Untuk dharma masuk ke dalam hati dan pikiran kita, kita memang harus giat. Nah yang bagian ini aku masih kurang paham. Yang non-retreating Bodhisattva itu.. yang jelas, sesulit apapun, kita harus mempertahankan kesungguhan hati kita. Dharma itu ibarat obat. Kalau kita sakit tapi tidak cari obatnya, kita akan terus sakit. Nah sekarang obatnya sudah ada, tinggal kita yang mau minum atau tidak.

Dengan adanya bekal dharma di hati dan pikiran, kita tidak akan mudah goyah karena pengaruh kondisi luar. Ada masalah sedikit, bisa kita lupakan dan lepaskan. Inilah ciri lain dari hati yang sudah dipenuhi dharma. Ada keseimbangan batin. Dipuji dan dicaci rasanya sama. 

Kita memiliki hakikat kebuddhaan di dalam diri kita, tapi memang sesungguhnya tidak mudah memahami kebijaksanaan yang Buddha miliki. Jalannya panjang, tapi mungkin dicapai. Karenanya kita semua harus saling menyemangati dan menggunakan sikap dan sifat giat sebagai perisai. Ini seperti tameng, seperti antibodi terhadap segala macam "penyakit" noda batin dan penderitaan kehidupan.

Semoga kita semua bisa selalu mempraktekkan sikap giat melatih diri di jalan spiritual, hati penuh syukur setiap saat, hati dan pikiran ada di dalam dharma sehingga keseimbangan batin tercapai. Seperti apapun juga, dengan latihan maka akan terbiasa. Semoga kita semua bisa sampai sana nantinya. Gan en.

Ringkasan oleh Amelia Devina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar