Sabtu, 28 Juni 2014

20140624_Follow The Sutra Back to Our Hearts

20140624_Follow The Sutra Back to Our Hearts

Sutra dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip. Ajaran dalam sutra tidak terbatas dan luas. Saat semua tindakan berada satu jalur dengan prinsip, kita dapat mengembangkan diri kita dan melatih orang lainnya dengan sempurna. Sutra adalah sebuah jalan yang membawa kita kembali ke hati kita.

Sutra mengandung prinsip yang tak terbatas. Ketika kita mendengarkan dan menjelaskan sutra, ini semua untuk satu tujuan, yaitu mengerti prinsip-prinsip. Untuk mengerti kita harus mempelajarinya dari sutra.

Setelah Buddha mencapai pencerahan, dan mengerti kebenaran dari setiap hal dialam semesta yang semuanya luas dan tiada akhir. Setiap hal disekitar kita mengandung suatu prinsip. Ini adalah suatu hal yang harus kita sadari. Setelah mengerti ajaran kita harus mempraktikkannya.

Kita selalu bertanya “Why” untuk setiap hal, baik itu masa lalu dan sekarang pun juga. Untuk mengatasinya dan mendapatkan jawabannya kita harus mempraktikan ajaran untuk menelusuri pertanyaan-pertanyaan.

Selama kita melatih diri sesuai dengan ajaran Buddha, kita akan menemukan bahwa ajaran tersebut suatu prinsip yang sesual. Selam kita berjala di jalan yang terang, jalan kita akan menjadi sempurn dan lancar.Jadi sutra adalah jalan, dengan mengikuti jalan ini kita dapat kembali ke sifat hakiki kita.


Dengan segala kondisi, analogi, ekspresi, dan metode terampil, saya dapat membuat orang tercerahkan.

Cerita tentang relawan dari daratan Tiongkok yang datang ke Taiwan dan kembali ke kampung halaman batin. Mereka bercerita tentang pengalaman mereka bergabung denga Tzu Chi. Setelah gempa di Sichuan, Tzu Chi datang untuk membagikan bantuan bencana. Lao pusa yang mendengar itu langsung berinteraksi dengan Tzu Chi. Mereka berusia 70an. Setiap perjalanan dari tempat ke tempat lainnya disana begitu jauh. Mereka sudah menjadi relawan sejak gempa 2008 tersebut dan tak berpikir untuk mundur. Mereka dengan giat mempraktikan. Beberapa dari mereka tinggal di tempat yang disebut Yichun, tempat yang sangat miskin. Dari shangao ke tempat tersebut mereka harus melalui perjalan yang sulit. 16/17 tahun lalu insan Tzu Chi datang kesana. Mereka meyakinkan penduduk setempat untuk merubah kerucigaan menjadi ketidakpercayaan, dari ketidakpercayaan menjadi percaya. Dari percaya berubah mejadi afirmasi, dan menjadi penerimaan. Insan Tzu Chi memimpin dengan contoh dan mendampingi mereka 16-17 tahun. Anak-anak banyak tidak sekolah karena kelas mereka tidak aman dan mau roboh. Insan Tzu Chi bangun sekolah lagi. Sekarang banyak anak-anak yang sudah lulus sekolah.

Kita harus membaca sutra dengan lantang. Jika kita mengatakan, setiap orang baca sutra, tapi tidak memiliki keinginan untuk membuka mulut kita dan bersuara, lalu tidak akan ada nyanyian pujian. Kita harus menyanyikan dengan suara yang lantang. Kita mengingat sutra sehingga setiap kata yang masuk melalui mata kita, bisa menyentuh hati kita, lalu dengan begitu akan ada nyanyian pujian. Jika kita tidak memasukannya ke hati, prinsip-prinsip tersebut tidak akan menembus pikiran kita.

Di Indonesia, orang-orang menggunakan Jing Si Aphorism untuk belajar Mandarin. Seperti generasi muda di sebuah pesentren yang mau mempelajari bahasa Mandarin. Walau mereka Muslim, tapi mereka mau belajar bahasa Mandarin melalui kata Perenungan. Walau Kata perenungan memiliki kata-kata yang singkat, namun setiap kata mengadung prinsip. Sekarang mereka tidak hanya bisa membaca kata perenungan tapi juga bisa bercakap.

Ringkasan oleh Juliana Santy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar