20140627 Skillfully Guide Those with Limited capabilities.
Kita harus tahu bahwa pohon-pohon terbesar di dunia berasal dari benih kecil.
Meskipun benih mungkin terlihat kecil, dapat meluas dan tumbuh menjadi anakan.
Memang potensi sebuah benih tidak dapat terlihat secara kasat mata.
Proses perubahan begitu halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang / biasa.
Tetapi benih akan terus berubah sesuai dengan sebab dan kondisi.
Penyebab dan kondisi tidak terlihat. Ini halus dan menakjubkan.
Tetapi prinsip ini bekerja dengan halus, cinta kasih dan tekad berkembang.
Praktek Bodhisattba berasal dari sebab dan kondisi itu mencakup banyak kalpa dan halam waktu hidup yang sangat banyak.
Kita dapat membangkitkan kehalusan dan keajaiban sebab dan kondisi maka kita akan beraspirasi untuk memiliki cinta kasih dan beriklar besar.
Semakin kita dekat dan jelas dengan prinsip prinsip ini praktek ini akan membawa kita berjalan di jalan Bodhisattva dan membawa kita lebih dekat untuk mencapai state of the Buddha.
Prinsip sebab dan kondisi benar-benar luas dan mendalam.
Jadi ajaran Buddha selalu berkaitan dengan sebab dan kondisi.
Pada Teks sebelumnya Buddha juga bercerita tentang sebab dan kondisi.
Baik dalam ajaran, juga tidak dapat dipisahkan dari sebab dan kondisi.
Melalui analogy, dapat menunjukan lebih jelas mengenai sebab dan kondisi.
Banyak hal yang orang tidak bisa mengerti hanya dengan mendengarkan ketika kita berbicara tentang mereka.
Kerika kita mengatakan sesuatu, kadang-kadang beberapa orang tidak mengerti. Kita bahkan tidak dapat mengerti satu sama lain.
Ketika mereka berbicara satu sama lain, apa mereka dapat memahami Buddha subtle and wondrous principles?
Satu satunya yang dapat mengerti adalah mereka dengan kepabilitas yang bagus. Inilah sebabnya Buddha selalu menggunkan berbagai analogi. Ketika orang tidak dapat mengerti apa yang kita katakan, kita juga memberikan analogy.
Jika seseorang mengatakan kepada saya " saya punya masalah ini dan itu".
Saya akan mengatakan " beri saya contoh".
"Menggunakan contoh yang spesifik sebagai contoh".
Sang Buddha mengajar dengan hal yang sama. Ketika mengamati bahwa kemampuan orang tidak bisa langsung menerima ajarannya ia memutuskan untuk mengajar dengan berbagai analogi.
Jika harus menggunakan contoh lebih sederhana untuk membimbing mereka menuju pemahaman.
Sering memberitahu setiap orang bahwa untuk menjadi harmonis, kita harus harmoni/selaras dengan yang lain dan harus menjadi yang good people.
Jika kita selalu menjalin karma koneksi yang baik dengan yang lain, ketika bertemu kesulitan kita dapat berbicara dengan mereka dan kemudian tidak akan ada masalah.
Kita juga harus belajar bersikap adil dan reasonable, tidak menjalin jodoh buruk. Hanya yang baik.
Jika kita penuh cinta kasih yang murni kita akan selaras dengan orang lain.
Ketika kita selaras dengan yang lai, kita dapat melakukan hal-hal secara harmonis.
Kita berada dalam harmoni dengan orang-orang dan masalah bearti kita telah melalui pemahaman tentang principles.
Jadi ketika kita bertemu situasi apapun, kita bisa " use easily understood teachings", untuk mengungkapkan masalah dengan principles yang belum dapat dipahami.
Jadi, hal-hal yang lebih sulit untuk diselesaikan, kita dapat menerapkan ajaran sederhana . Kita harus selalu berbagi metode sederhana ini satu dengan yang lain dalam kehidupan sehari hari.
Untuk menjadi orang baik, kita harus menerapkan simple principles ini. Kita harus memiliki cinta kasih tanpa pamrih dan harus menjalin hubungan baik dengan yang lain. Apa ini sangat sederhana?
Yang kita perlukan adalah praktek, dengan selalu praktek dari ajaran dengan alamiah principles akan manisfestasi .
Menggunakan analogi untuk menjelaskan. Karena aalogi adalah metode yang sederhana untuk memahami the meaning of the principles sebagai jalan.
How can we guide everyone toward awekening?
"I can do this / wa e hiao la."
"I know/ wo cai la."
"If i explain this way, can you understand?".
" I understand".
"Can you do it now?"
"Yes".
Ketika orang mengerti untuk melakukan, akan melakukannya dengan lebih mudah.
"How can we teach others?"
"How can learn from others?"
This is about how we teach and learn.
Ketika memberi contoh ajaran dengan metode yang sederhana dan skillful methods, dan yang belajar ada kemauan dengan alamiah we can deeply penetrate the principles.
Sama halnya ketika belajar Dharma, kita harus focus.
That is our directions.
Kita belajar sutra adalah untuk to awaken our deluded minds, so we can see the principles of the world and develop our wisdom.
Maaf temen temen karena terlambat sharing. Dajia gan en.
Nb : ada bagian pertengahan tentang " analogies along wih geyas" saya tidak sharing karena belum mengerti. Gan en.
Ringkasan oleh Yeyen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar