2014.06.19 Mengajarkan Berdasarkan Keinginan Makhluk Hidup
kita harus menjaga pikiran kita dengan baik. pikiran kita dapat membangkitkan kondisi yang indah maupun sebaliknya.
dalam mempelajari ajaran buddha kita belajar membina pikiran kita. jika pikiran kita selalu positif, kita melihat setiap orang seperti bodhisattva dan dimana pun kita berada, kita selalu bersama buddha. ini adalah tujuan kita mendalami ajaran buddha.
di hati setiap orang ada buddha. pikiran kita, pikiran buddha, dan pikiran seluruh makhluk hidup pada dasarnya tidaklah berbeda. kita janganlah selalu berpikir jika kita sangat jauh dari buddha. kita harus berpikir mengenai bagaimana agar buddha selalu berada di dalam pikiran kita.
kita sering mengatakan jika pencakar langit juga dibangun dari bawah ke atas. kita tidak boleh mengatakan "saya hanya akan bangun 101 lantai sendiri. mengapa saya harus bekerja keras membangun dari bawah ke atas"
berdasarkan prinsip diatas tsb, untuk kita berkembang, kita harus memulai dari bawah (tahap manusia biasa) dan melangkah selangkah demi selangkah sampai kita bisa melihat hingga kejauhan.
buddha, like all buddha, menciptakan metode trampil dan sederhana. seberapa banyak kotoran yang kita miliki, kita perlu sebanyak itu (metode) untuk melenyapkannya. kita harus menghilangkan kotoran batin kita sedikit demi sedikit.
jadi (buddha) mengajarkan berdasarkan keinginan manusia untuk menyadarkan manusia menjadi makhluk "yang tercerahkan". buddha mengajarkan untuk menyadarkan diri sendiri, dan orang lain lalu menciptakan perilaku yang sempurna.
pikiran kita pada hakikatnya baik dan memiliki pikiran kebuddhaan. bagaimanapun kondisis luar terus menerus mempengaruhi kita dan menimbulkan keributan di dalam pikiran.
pikiran kita terkoneksi dengan kondisi yang beragam dan internalized yang berbeda beda (kecenderungannya) ini dapat menimbulkan pikiran salah dan benar.
pikiran salah adalah pikiran yang terus mengembara entah kemana meskipun kita duduk diam. hal ini dapat memunculkan delusi.
pikiran yg benar adalah pikiran yang tenang, dimanapun kita berada.
ketika kita memulai pelatihan kita. kita harus menggunakan pikiran murni kita untuk tetap teguh berlatih. kita telah mengetahui jika kehidupan tidaklah kekal, dan penuh penderitaan. penderitaan timbul dari akumulasi tindakan kita.
setelah kita memahami ini, niat tulus akan terbangkitkan dalam diri kita. kita ingin menjalaninya dengan "wholeheartedly walk the path " dan "vow to repay four grace"
kita dapat terlahir di tubuh yang sekarang karena ada jodooh baik dengan mereka karena itu harus gan en pada orang tua. selain itu, kita juga dapat mendengarkan dharma buddha, oleh karena itu kita juga harus gan en pada tiga mustika.
kita juga harus bersyukur pada seluruh makhluk hidup yang telah menyediakan saran untuk kita di dunia ini. dan terakhir kita juga harus gan en pada langit dan bumi yang telah memberikan pemandangan, musim dan cuaca yang indah.
inilah four graces. setiap hari kita harus memelihara pola pikir ini.
tidak peduli kita adalah biarawan atau praktisi (sebagai murid buddha) kita harus mematuhi sila.
makhluk hidup punya berbagai keinginan. buddha juga punya keinginan yang mana kita sebut sbg "harapan" .
harapan dalam pikiran buddha adalah mengubah makhluk hidup sehingga mereka dapat mencapai kebuddhaan.
pada hakikatnya kebuddhaan dapat ditemukan pada diri kita semua. tetapi jika sedikit saja kita menyimpang dari ajarannya, kita dapat membangkitkan delusi.
sebelumnya,kita mengatakann jika pikiran terbagi menjadi 2, pikiran salah dan benar. sebenarnya keduanya muncul.akibat dari "pikiran yang bekerja".
kita pada hakikatnya memiliki pikiran murni tetapi ketidaktahuan kita menciptakan delusi sehingga pikiran kita menjadi salah dan berhasrat. oki (oleh karna itu)kita harus melatih pikiran murni kita yang dapat membimbing kita agar berjalan di jalan yg benar.
makhluk hidup punya karma baik dan buruk dari kehidupan lampaunya. karena di kehidupan lampau kita yang tak terhingga, pikiran kita yang salah membangkitkan delusi dan (menjerat kita) dalam lingkaran kehidupan di 6 alam kehidupan.
buddha tahu hal ini. inilah bagaimana makhluk hidup menjalani hidup. jadi buddha tahu metode apa yang sesuai untuk mengajar makhluk hidup. buddha mengajarkan makhluk hidup untuk menghindari berbuat buruk dan melakukan hal baik.
kemudian buddha juga mengajarkan kita metode menjernihkan pikiran.
inilah ajaran dari para buddha untuk melenyapkan delusi dalam pikiran kita.
1. untuk menghindari berbuat jahat, harus selalu memiliki buddha di dalam hati dan dharma.di dalam tindakan kita. harus mempraktikkan sesuai dgn ajarannya dan menjaga pikiran dengan baik. ketika pikiran kita jernih, kita harus menghindarkannya dari pikiran buruk.
buddha bermaksud mengajarkan mengenai kebijaksanaannya tetapi makhluk hidup punya kemampuan yang tumpul . jdi meskipun buddha mengetahui hal ini, dia telah menghabiskan 40 tahun lamanya untuk memberikan pengajaran.
jadi buddha telah melengkapi dirinya dengan metode trampil. hanya ketika buddha telah memahami orang orang, dia baru bisa memberikan pengajaran yang sesuai.
ini adalah bagaimana metode trampil buddha diadaptasikan ke berbagai kemungkinan.
bodhisattva sekalian, pikiran memiliki potensi besar, seperti layaknya artis. tetapi ketika delusi muncul menyebabkan pikiran menjadi bingung. ketika itu terjadi kita harus kembali ke hakikat kebuddhaan. jika kita dapat melakukannya, kita akan selalu dipenuhi dengan perasaan bersyukur dan bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran dan sesuai dengan ajaran buddha. hanya dengan cara ini kita dapat mendekati hakikat kebuddhaan.
jadi setiap orang haruslah selallu bersungguh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar